Jumat 05 Jun 2015 14:07 WIB

MRT Datangkan Mesin Bor Bawah Tanah dari Jepang

Pekerja bersama alat berat mengerjakan pembangunan tiang pancang untuk jalan layang MRT di koridor Blok M, Jakarta Selatan, Senin (27/4). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pekerja bersama alat berat mengerjakan pembangunan tiang pancang untuk jalan layang MRT di koridor Blok M, Jakarta Selatan, Senin (27/4). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan satu unit mesin bor terowongan bawah tanah atau tunnel boring machine yang didatangkan dari Jepang telah tiba di Jakarta.

"Mesin bor terowongan bawah tanah yang kita pesan dari Jepang itu sekarang sudah tiba di Jakarta, tepatnya masih berada di Pelabuhan Tanjung Priok," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, saat ini pihaknya harus mengurus surat-surat administrasi di Pelabuhan Tanjung Priok sebelum mesin tersebut dapat dibawa ke lokasi pengeboran dan digunakan secara optimal.

"Sesampainya mesin itu di Pelabuhan Tanjung Priok, kita langsung mengurus administrasinya, sehingga bisa cepat dikirim ke lokasi pengeboran stasiun bawah tanah," ujar Boestami.

Mesin bor tersebut, dia menuturkan, nantinya akan digunakan untuk melakukan pengeboran bawah tanah di lokasi pertama, yakni di depan Patung Pemuda Senayan yang akan menjadi stasiun bawah tanah Bundaran Senayan.

"Stasiun bawah tanah di depan Patung Pemuda Senayan itu akan menjadi lokasi pengeboran bawah tanah pertama yang kita lakukan dengan menggunakan tunnel boring machine," ujar Boestami.

Dia menuturkan mesin bor berdiameter sekitar 6,7 meter tersebut dirakit secara khusus di Jepang, kemudian didatangkan langsung ke Jakarta untuk mengerjakan pengeboran terowongan bagi stasiun bawah tanah.

Secara keseluruhan, sambung dia, terdapat sebanyak enam stasiun bawah tanah MRT yang akan dibangun, yaitu di Bunderan Hotel Indonesia (HI), Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora dan Bundaran Senayan.

"Supaya pembangunan keenam stasiun bawah tanah itu bisa dilakukan secepat mungkin, maka kita membutuhkan sekitar empat unit mesin bor serupa," ungkap Boestami. (T.R027)

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement