REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Pekerja Seks Komersial (PSK) dari lokalisasi Saritem, Kota Bandung, Jawa Barat, berpotensoi pindah ke kota tetangga, Cimahi, setelah penutupan lokalisasi tersebut. Pendapat itu disampaikan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Cimahi Budi Miftahudin.
"Karena mereka tentu akan mencari lokasi yang baru yang dekat dari Kota Bandung," tutur Budi, Rabu (3/6).
Ia pun meminta kepada Pemerintah Kota Cimahi mewaspadai kemungkinan datangnya PSK Saritem ke Cimahi. Apalagi, Cimahi termasuk sebagai kota yang boleh dibilang sudah cukup maju, terlebih dengan penduduknya yang beragam. Sehingga, bukan hal yang mustahil para mucikari bakal melanjutkan bisnisnya di Cimahi.
Budi mengaku telah mendapatkan informasi dari masyarakat Cimahi yang menduga di daerahnya telah muncul praktik prostitusi. Karena laporan tersebutlah, ia meminta kepada Pemkot untuk segera menindaklanjuti laporan masyarakat ini.
Sebab, jika tidak segera, maka praktik tersebut bisa cepat berkembang sehingga sulit untuk diberantas. "Yang paling rawan terkena praktik ini ya di daerah perbatasan Cimahi," kata dia.
Sementara itu, secara terpisah, Kapolda Jabar Irjen Pol Mochamad Iriawan pun meminta kepada tiap daerah untuk mewaspadai datangnya PSK Saritem. "Karena kita pun enggak ingin Saritem malah pindah ke tempat lain," ujar dia saat mengunjungi kantor Pemkot Cimahi, Rabu siang.
Ia pun mengakui, meski Pemda sudah melakukan penertiban dan pengawasan, terkadang para mucikari cerdik menutupinya. "Karena itu, pemda harus benar-benar menegakan Perdanya."