REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu bakal melakukan kunjungan kerja ke Cina sekitar bulan Juli. Selain membicarakan soal potensi kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan Cina, Menhan berencana melakukan pembicaraan lanjutan soal usulan adanya patroli perdamaian pada wilayah sengketa di Laut Cina Selatan (LCS).
Sebelumnya, Indonesia mengusulkan adanya patroli perdamaian di kawasan LCS. Patroli perdamaian itu rencananya melibatkan negara yang bersengketa, termasuk sejumlah negara ASEAN dan Cina.
Patroli ini diharapkan bisa mencegah adanya konflik secara terbuka di LCS. Dalam pertemuan di Singapura itu, Cina sudah setuju dengan adanya patroli perdamaian tersebut. ''Cina sudah setuju. Nanti akan kami bahas lagi saat saya ke sana pada tahun ini,'' kata Ryamizard saat menerima wartawan di Kantor Kemenhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (3/6).
Jika semua negara yang berkonflik di LCS sudah menemui kata sepakat soal patroli perdamaian itu, maka diharapkan sudah bisa dilaksanakan pada akhir tahun ini. Indonesia sendiri bersikap netral dalam sengketa itu. Dengan sikap ini, Indonesia bisa menjadi penengah sengketa yang melibatkan sejumlah negara ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Cina.
Kendati begitu, Indonesia berharap untuk tidak terjadi perang terbuka atau konflik bersenjata di kawasan tersebut. ''Paling tidak di kawasan itu tidak terjadi apa-apa. Jika dibiarkan terus, maka bisa perang. Harus dengan diplomasi, jangan sampai ada perang terbuka atau bentrok besar di kawasan itu,'' ujar Ryamizard.