REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Pengguna moda transportasi darah yang melintasi jalur ‘tengkorak’ pantura Pamanukan, Kabupaten Subang hingga Kandangharu, Kabupaten Indramayu, kembali harus ekstra sabar. Pada ruas jalan yang menghubungkan ibu kota negara dengan provinsi lain di pulau Jawa ini, terdapat sejumlah perbaikan.
“Ada dua jembatan yang tengah diperbaiki dan beberapa titik perbaikan badan jalan dari Indramayu hingga Pamanukan, Subang,” kata Bambang Iswanto (35 tahun), petambak budidaya ikan bandeng, asal Desa Karangayar, Kabupaten Indramayu, kepada Republika, Rabu (3/6).
Untuk perbaikan jembatan ada pada ruas jalan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu dan di samping fly over Pamanukan, Kabupaten Subang. Sementara untuk perbaikan jalan ada pada jalur perbatasan Subang-Indramayu, seperti di Jl Raya Sewo.
Perbaikan jalan dilakukan mengingat masih banyaknya lubang-lubang pada badan jalan yang dapat mengganggu kelancaran berkenderaan. Untuk itu, para pengguna jalan pun diminta waspada dan hati-hati. Pasalnya, lubang yang tersebar di sejumlah titik jalan di jalur tersebut kerap membuat pengemudi membanting stir secara mendadak. Kondisi itupun menimbulkan kerawanan terjadinya kecelakaan.
“Perbaikan jalan dan jembatan itu pasti menghambat arus kendaraan baik dari arah Jakarta maupun Cirebon. Ini karena, hanya satu ruas jalan yang dipergunakan,” kata Bambang. Dia berharap, perbaikan ini bisa rampung sebelum puncak arus mudik dan balik Lebaran 1436 H berlangsung.
Berdasarkan pantauan Republika, lubang-lubang pada permukaan jalan terutama tersebar di sejumlah titik di Kecamatan Lohbener, Losarang, Kandanghaur dan Patrol. Tak hanya pada jalur dari arah Cirebon menuju Jakarta, namun kondisi itu juga terjadi pada jalur dari arah berlawanan.
Data dari satuan lalu lintas Polres Indramayu menyebutkan, ada sekitar 181 lubang menganga di jalur pantura, baik dari arah Jakarta menuju Cirebon maupun sebaliknya. Lubang-lubang itu siap menjebak para pengguna kendaraan jika tidak waspada dan hati-hati.
Lilis Swarhaeni (49) warga Sukra, Kabupaten Indramayu mengatakan, kerusakan jalan itu kerap mengakibatkan kecelakaan, terutama para pengendara sepeda bermotor. Belum lama ini, kata dia, ada warga yang tergilar kendaraan akibat menghindari lubang-lubang tersebut. “Pengemudi sepeda motornya meninggal,” katanya.
Tak hanya kecelakaan sepeda motor, kata Lilis yang juga seorang guru di SLBN 2 Indramayu, kendaraan truk tronton pun kerap terguling karena tergelincir pada bantaran jalan yang berbatasan dengan permukiman penduduk.