REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan melaporkan, tim Kementerian Perhubungan masih melakukan studi atas insiden tergelincirnya pesawat Garuda. Sebelumnya, pesawat bernomor penerbangan GA-618 di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, tergelincir, Selasa (2/6) lalu.
Meski belum menerima laporan hasil investigasi, Jonan berani berasumsi adanya kesalahan prosedur operasional dalam kejadian tersebut. “Sedang diperiksa, pihak bandara, pihak maskapai, kok, bisa overrun (melewati lintasan)? Kalau semua dilakukan dengan benar, tidak mungkin overrun. Runway-nya kan cukup, ” ujar Jonan dalam lawatannya ke Surabaya, Rabu (3/6).
Berdasarkan laporan sementara, menurut Jonan, terpelesetnya pesawat Boeing 737-800 berpenumpang 144 orang tersebut terjadi saat cuaca sedang hujan. Meski begitu, sang Menteri berkukuh mencurigai adanya kesalahan dalam kejadian tersebut.
“Memang katanya hujan lebat. Kalau hujan lebat, ya, (seharunya) pasti ada keputusan lain, apakah mau mendarat, turn around atau yang lainnya,” kata Jonan.
Jonan menekankan, keselamatan transportasi merupakan hal vital. Ia menggambarkan, dalam inspeksi mendadak ke Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng beberapa waktu lalu, ia menemukan beberapa catatan kritis.
“Di ruangan-ruangan yang menghadap air side (are lalu lintas pesawat), mestinya enggak boleh merokok. Kalau merokok ya, harus dilarang. Dan peralatan-perlatan penunjang keselamatan, seperti pencegahan kebakaran, itu harus tersertifikasi,” ujar sang Menteri.