Sabtu 30 May 2015 17:14 WIB

Pasien Kanker Butuh Rumah Singgah

Rep: Heri Purwata/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kegiatan Melukis Pasien Kanker Anak Dharmais. (Republika/Prayogi)
Kegiatan Melukis Pasien Kanker Anak Dharmais. (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, mengatakan daya tampung rumah singgah penderita kanker hanya untuk 13 pasien. Akibatnya, banyak pasien yang berasal dari luar DIY dan Pulau Jawa tidak tertampung di rumah singgah ketika berobat di RS Dr Sardjito Yogyakarta.

"Rumah singgah Sasana Marsudi Husodo menyediakan kamar untuk pasien kanker dengan tarif murah. Bahkan bagi pasien miskin kami bebaskan beaya menginap," kata GKR Hemas pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) YKI ke 38 di Yogyakarta, Sabtu (30/5).

Menghadapi semakin banyak pasien kanker yang berobat di RS Dr Sardjito, GKR Hemas berupaya untuk memperbanyak daya tampung rumah singgah.

Karena itu, GKR Hemas yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini membuka peluang bagi donatur yang ingin menyumbang untuk perluasan rumah singgah yang berada di dekat RS Dr Sardjito.

Saat ini, kata GKR Hemas sudah mendapat sumbangan dari Irwan Hidayat, Direktur Utama PT Sidomuncul dan Berlico Farma. Sumbangan sebesar Rp 100 juta akan digunakan untuk memperluas rumah singgah.

"Hari ini dimulai oleh bapak Irwan Hidayat,  pimpinan PT Sidomuncul dan Berlico Farma. Untuk donatur lain jangan segan-segan kami persilahan menghubungi kami. Tanah kami masih luas," kata Hemas.

Bantuan Rp 100 juta PT Sidomuncul dan Berlico Farma diserahkan salah satu Direkturnya, Roy Anton dan diterima GKR Hemas, Sabtu (30/5). Bantuan ini untuk melengkapi bantuan beaya hidup bagi keluarga pasien kanker yang diluncurkan bulan April 2015 lalu. "Bantuan ini dimaksudkan untuk meringankan beban pasien," kata Roy Anton.

Lebih lanjut GKR Hemas mengatakan saat ini, penderita kanker lebih memilih pengobatan alternatif. Sehingga ketika berobat ke rumah sakit sudah dalam stadium lanjut.

"Penundaan pasien berobat ke rumah sakit karena ketakutan tindakan operasi, masalah ekonomi, pemahaman yang salah, mitos kanker tak dapat disembuhkan dan pengobatan non medis yang menjanjikan kesembuhan," kata Hemas.

Karena itu, jelas Hemas, YKI perlu melakukan terobosan untuk memberikan pengertian yang benar tentang penanggulangan kanker, pola hidup sehat dan deteksi dini kanker. "Tugas pokok YKI adalah upaya promosi, preventif serta supportif," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement