REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan santri dan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor, serta Barisan Ansor Serbaguna Nahdatul Ulama (Banser NU) ikut mengawal upaya pemerintah untuk mencegah dan memberantas paham radikalisme di Indonesia.
"Kita bersama membendung paham radikalisme dan aksi terorisme agar mereka tidak bisa membumihanguskan Indonesia. Saya yakin pondok pesantren, serta seluruh warga NU siap mendukung pemerintah untuk mencegah dan bahkan memberantas paham radikalisme dan terorisme," ucap Wakil Ketua GP Ansor, H Yaqut Cholis Qoumas pada diskusi bertema "Menanggulangi Kekerasan Atas Nama Agama, Mengajarkan Islam Damai di Bumi Nusantara" di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Sirau, Kemranjen, Banyumas, Kamis (28/5).
Ia menjelaskan, langkah BNPT merangkul organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah dan organisasi Islam yang tidak berpaham radikalisme sudah tepat. Karena NU dengan ribuan pondok pesantren di Indonesia menjadi tempat yang tepat untuk menyuarakan perdamaian. Ia berharap kegiatan seperti ini harus terus berjalan secara berkelanjutan dan terprogram.
"Radikalisme dan terorisme ini sudah menjadi isu internasional. Kita tidak boleh lengah dan harus terus fokus memeranginya. Tentu saja sebagai mitra BNPT di Komisi III DPR RI, kami siap membantu untuk program-program BNPT dari segi kebijakan," kata Yaqut.
Pengasuh sekaligus pimpinan Ponpes Roudlotul Tholibin KH Ahmad Mukhozis Nur menambahkan, pondok pesantrennya tidak pernah mau berkompromi dengan paham radikalisme dan terorisme. Bahkan saat perjuangan kemerdekaan dulu, pondok pesantren selalu menjadi yang terdepan dalam memerangi kekerasan, yang saat ini dilakukan penjajah Belanda.
Ia menjelaskan, ancaman terbesar Indonesia adalah radikalisme dan terorisme. Untuk itu, ia mendukung upaya pencegahan yang dilakukan baik itu oleh pemerintah dan masyarakat dalam memerangi radikalisme.
"Konsep saya kepada Banser, pegang teguh jadilah sebaik-baik manusia di hadapan Allah. Kalau ini dipegang, insya Allah di mana pun hidup tidak akan terjadi aneh-aneh. Inilah yang harus kita jaga dan bisa membawa kelunakan hati dan siap menghadapi tantangan. Ini pesan saya kepada seluruh warga NU dengan Ansor dan Banser untuk terus bersatu untuk memerangi paham radikalisme," ungkap Kiai Mukhozis.
KH Rokib dari Ponpes Krapyak mengungkapkan, ancaman radikalisme sudah menjalar ke sendi masyarakat. Bahkan, saat ini, bentuk-bentuk paham negatif itu bisa memasuki kalangan terpelajar seperti perguruan tinggi.
"Gerakan-gerakan seperti ini harus terus digalakkan. Sudah banyak mahasiswa/mahasiswi kita yang teracuni aliran tersebut. Kita harus lebih gencar melakukan melakukan deradikalisasi. Kami dari bawah siap membantu BNPT untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat atau pun ke dunia pendidikan," papar KH Rokib.
Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Dr Irfan Idris MA juga mengingatkan kepada generasi muda untuk tidak salah jalan. "Pesantren adalah salah satu tempat terbaik untuk memberikan contoh dalam melahirkan generasi muda yang cinta damai. Jangan karena pengaruh-pengaruh bacaan atau orang lain, generasi muda kita menjadi tersesat," katanya.