REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Anggota DPRD Nusa Tenggara Barat, Fraksi Partai Demokrat, Kasdiono meminta pemerintah provinsi untuk segera mengantisipasi ancaman kekeringan yang melanda desa-desa di 10 Kabupaten/Kota.
"Ini (kekeringan) masalah klasik, harus ditangani serius dan dibenahi," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Rabu (27/5).
Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga sumber-sumber air yang masih ada. Dimana, pemerintah Kabupaten harus mempertahankan itu.
Selain itu, ia menuturkan, irigasi-irigasi yang ada juga harus diperbaiki. Langkah itu dilakukan agar petani bisa bekerja dengan baik. "Sumber air harus dipertahankan sebab banyak yang menggantungkan hidupnya dari sana," katanya.
Kasdiono mengatakan pemerintah harus lebih serius untuk menyelesaikan permasalahan kekeringan yang sudah melanda banyak desa di NTB.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat melansir 375 desa dan 75 kecamatan diprediksi mengalami dampak kekeringan. Sebabnya, musim kemarau telah tiba dengan sifat periode lebih pendek akan tetapi intensitas tinggi.
"Diprediksikan 75 kecamatan dan 378 desa terdampak kekeringan," ujar Kepala BPBD NTB Wedha Magma Ardhi di Mataram.
Bahkan, menurutnya, kawasan yang terkena banjir tahun lalu pun kemungkinan mengalami kekeringan cukup parah. Sehingga, pihaknya mempertimbangkan penetapan siaga darurat kekeringan.
"Setelah kaji cepat komprehensif dipertimbangkan untuk penetapan siaga darurat kekeringan," ujarnya.
Ia menuturkan, pihaknya sampai saat ini terus melakukan antisipasi agar kekeringan tidak meluas. Termasuk kepala BPBD Kabupaten/Kota untuk melakukan antisipasi sejak dini.