Rabu 27 May 2015 12:59 WIB

Museum ‘Lorong Misteri’ Gedung Sate Segera Dibangun

Rep: arie lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
 Kelompok teater Casanova melakukan aksi teaterikal pada peringatan 8 tahun aksi kamisan di Depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (22/1). (foto: Septianjar Muharam)
Foto: Republika Bandung
Kelompok teater Casanova melakukan aksi teaterikal pada peringatan 8 tahun aksi kamisan di Depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (22/1). (foto: Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Bangunan ‘art deco’ peninggalan Belanda, Gedung Sate, ternyata tak hanya menampilkan keindahan arsitektur saja. Namun, di setiap lekuk ruangannya, masih menyimpan berbagai misteri. Bahkan, lorong ‘misteri’ serta ruangan kosong yang konon bisa menembus hingga Gedung Merdeka, di Jl Asia Afrika-Kota Bandung itu, akan segera terpecahkan. Pemprov Jabar pun berencana akan membuat khusus Museum Gedung Sate.

 

“Bagaimana prosesnya, kami nanti buka sedikit ruang yang dibiarkan kosong tersebut. Jangan-jangan ada rahasia kontruksi yang bisa dipelajari kenapa ruang dibiarkan kosong. Jangan-jangan itu bisa dikaji secara keseluruhan. Ada lorong rahasia, kita lihat juga,” ujar Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, belum lama ini.

 

Menurut Deddy, tempat rahasia tersebut memiliki ruangan-ruangan. Kemungkinan besar ruang tersebut akan dibongkar sebagai bahan sejarah nanti. “Kami bongkar dulu satu. Terus kita lihat, kalau bagus akan kacain sebagai bagian objek yang bisa dikunjungi,’ katanya.

 

Demiz mengatakan, terkait dibangunnya museum Gedung Sate tersebut, para pejabat pemprov sudah melakukan rapat internal beberapa waktu lalu. Bahkan, pihaknya tidak hanya membentuk sebuah museum yang isinya mengenai Jabar. Mereka juga akan membuat perpustakaan khusus di Gedung yang dibangun pada 1920 itu.

 

“Kami tidak memperluas Gedung Sate, hanya saja barang-barang yang ada di Gedung Sate akan dipamerkan,” katanya. Museum yang akan dipamerkan nanti, merupakan museum Jabar. Saat ini, pihaknya tengah mendesain pola museum seperti apa serta merumuskan benda-benda apa saja yang akan menjadi sejarah nanti.

 

Menyinggung keberadaan Museum Gedung Sate tersebut apakah tidak mengganggu kinerja PNS Jabar, Demiz mengaku, hal tersebut akan diatur. Artinya, jumlah rombongan yang datang tidak bisa langsung semuanya masuk.

 

Para pengunjung juga akan ditemani oleh para pemandu. Para pemandu tersebut akan menjelaskan mengenai sejarah Gedung Sate. Misalnya, ruangan di Gedung Sate, kenapa namanya gunung semua. Seperti, Papandayan, Ciremai, dan Halimun. “Itu harus dijelaskan nanti,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement