Rabu 27 May 2015 07:31 WIB

Kapuspen Khawatir Jilbab TNI Ganggu Soliditas

Rep: C26/ Red: Ilham
Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aturan dalam dunia militer Indonesia ternyata masih belum membolehkan korps wanita (kowan) TNI mengenakan jilbab. Mereka khawatir jilbab akan mempengaruhi soliditas di antara para prajurit.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayor Jenderal M. Fuad Basya menjelaskan ketakutan akan menurunnya soliditas. Penurunan soliditas antar prajurit ini karena perbedaan pakaian tersebut.

"Kita bekerja berdasarkan skala prioritas. Prioritas di sini dalam bentuk soliditas yang dikhawatirkan akan terganggu (oleh perbedaan pakaian)," kata Fuad saat dihubungi ROL, Selasa (26/5).

Kondisi pekerjaan TNI dikatakannya membutuhkan soliditas yang kuat. Perbedaan dari mulai seragam ditakutkan mengganggu kesolidan. Begitu juga jika nantinya akan berpengaruh pada sikap diskriminasi pada anggota perempuan TNI yang mengenakan jilbab.

Kekuatan soliditas sangat berpengaruh pada kinerja kemiliteran. Butuh kerja sama yang kuat untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang berat dalam menjaga pertahanan negara.

Walaupun tidak membolehkan kowan TNI mengenakan jilbab pada seragamnya, tapi dalam kesehariannya tidak ada larangan. Misalnya dalam menjalankan keseharian di luar aktivitas sebagai prajurit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement