Selasa 26 May 2015 20:27 WIB

Polisi Ambil Sampel Beras Plastik Terkait Keracunan Satu Keluarga

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Karta Raharja Ucu
 Sofyan (37) menunjukkan beras yang diduga beras plastik di kelurahan Dasan Agung, Mataram, NTB, Selasa (26/5).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sofyan (37) menunjukkan beras yang diduga beras plastik di kelurahan Dasan Agung, Mataram, NTB, Selasa (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Polres Depok akhirnya turun tangan menindaklanjuti temuan beras plastik yang memakan korban di Kampung Rawageni, Ratu Jaya, Cipayung, Depok. Beras plastik tersebut diduga menyebabkan satu keluarga Naiman keracunan.

"Kami telah menerjunkan personelnya untuk mengambil sampel beras plastik. Masih kami selidiki," kata Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Teguh Nugroho di Mapolres Depok, Selasa (26/5). Polisi katanya, masih menyelidiki kasus tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, Senin (25/5), Naiman mendapat beras tersebut dari jatah bulanan sebagai petugas kebersihan di Jalan Nanas 1-4 Perumnas, Depok. Karena itu polisi tengah menelusuri dengan mengambil sampel di 40 rumah di Perumnas.

Seusai makan nasi dari beras yang dimasak, perut Naiman terasa melilit. Meski begitu ia tidak bisa buang air besar. Lalu ia pun merasakan kepala pusing, mual, dan akhirnya muntah. Kondisi itu berlangsung hingga sore hari. Karena itu ia pun memutuskan ke dokter.

Istri, dua anak saya dan keponakan juga mengalami hal yang sama. "Karena di tv ramai berita beras plastik maka saya dan anak-anak curiga jangan-jangan beras plastik. Setelah dilihat-lihat ternyata benar. Berbentuk seperti jagung makanan burung yang berwarna bening," ungkap Naiman.

Cerita Naiman, lalu dikumpulkan satu-satu dan terkumpul dua liter beras, kemudian beras itu pun dibawa ke dokter. Kata dokter itu beras palsu dan karenanya jadi keracunan. Terus dikasih obat dan sembuh.

"Kami masih mencari dari sumbernya. Kami ambil sampel berasnya lalu kami uji di laboratorium Bareskrim," terang Teguh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement