REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Perum Bulog Divisi Regional Lampung, baru menyerap beras petani di sentra padi di Lampung sekitar 30 persen. Pihaknya, masih terus sosialisasi ke sejumlah sentra produksi beras, agar penyerapan beras petani berlangsung sesuai target.
"Saya bersana KTNA (Kel masih harus keliling daerah untuk sosialisasi Bulog kepada petani, agar petani mengerti fungsi Bulog," kata Kepala Bulog Regional Lampung, Usep Karyana di Bandar Lampung, Selasa (26/5).
Ia mengatakan selama ini masih banyak petani yang tidak mengerti peran dan fungsi Bulog sehingga penyerapan beras petani masih banyak kendala di lapangan. Padahal, kata dia, kehadiran bulog di tingkat petani dapat menambah kesejahteraan petani karena harga berasnya normal di saat panen.
Bulog Lampung menargetkan pengadaan beras tahun 2015 sebanyak 90 ribu ton. Penyerapan beras petani sejak Januari hingga April 2015 baru mencapai 27 ribu ton atau sekitar 30 persen.
Menurut dia, petani harus mengetahui penyerapan beras petani berpedoman pembelian gabah dan beras termaktub dalam Inpres Nomor 5 tahun 2015. "Belum banyak petani yang tahu soal itu. Akibatnya, kerap kali, beras yang sudah dalam klausul kontrak ditolak karena tidak memenuhi standar,” kata Usep, yang baru 2,5 bula bertugas di Lampung.
Ia mengatakan dalam Inpres Nomor 5 tahun 2015 disyaratkan, pembelian beras harus dengan kualitas kadar air maksimum 14 persen, butir patah (broken) maksimum 20 persen, kadar menir maksimum 2 persen, dan derajat sosoh minimum 95 persen.
Apabila dapat memenuhi standar tersebut, untuk gabah kering panen (GKP) di penggilingan dihargai Rp 3.750 per kilogram. Sementara untuk gabah kering giling (GKG) Rp 4.650 dan beras sebesar Rp 7.300 per kg.
Ia optimistis target penyerapan beras petani di Lampung dapat tercapai sesuai inpres. Target penyerapan beras petani sebesar 100 persen dapat tercapai apabila target penambahan produksi padi sebesar 1 juta ton terealisasi.
Untuk itu, Bulog Lampung melakukan penambahan mitra di sejumlah kabupaten di Lampung. Saat ini, baru ada 90-an mitra bulog. Ke depan sekitar 120-an mitra.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2015 Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen sebesar Rp 3.700 per kilogram. Namun harga pembelian Bulog tersebut dapat lebih rendah apabila gabah yang dibeli memiliki kadar air di atas 25 persen karena tingginya curah hujan sepanjang kuartal pertama 2015.