REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Tim gabungan dari Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, TNI dan Polri menemukan Tahu berformalin yang beredar di pasar tradisional saat inpeksi mendadak atau sidak di Pasar Cicurug.
"Dari hasil uji laboratorium sederhana di lokasi, ternyata contoh tahu yang diambil secara acak dari pedagang mengandung zat kimia berbahaya seperti formalin," kata Wakil Bupati Sukabumi, Ahmad Jajuli saat memimpin sidak di Pasar Cicurug, Senin.
Menurut dia temuan ini menjadi perhatian utama pihaknya. Apalagi zat kimia berbahaya untuk kesehatan manusia itu terdapat di produk makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat umum, bahkan mendekati bulan suci Ramadan ini dipastikan permintaan akan meningkat.
Namun demikian, pihaknya mengimbau masyarakat tidak perlu panik dengan adanya tahu berformalin tersebut.
Dari informasi petugas kesehatan makanan, formalin yang terkandung dalam tahu itu bisa hilang dengan cara merebus tahu di air mendidih dengan suhu 100 derajat celcius. Tapi, pihaknya juga menginstruksikan kepada petugas untuk segera menindak lanjuti dan mengawasi setiap waktu.
"Pada sidak ini, kami fokuskan terhadap produk makanan berbahaya, untuk beras sintetis tidak ada dan yang lainnya aman untuk dikonsumsi seperti tempe, ikan asin dan lain-lain," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar (Diskoperindagsar) Kabupaten Sukabumi, Asep Japar mengatakan pihaknya menjamin seluruh produk makanan yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi.
Untuk masalah tahu ini bisa diantisipasi dengan cara mencuci makanan yang terbuat dari kacang kedelai itu dengan air panas atau merebusnya.
Ia mengatakan masyarakat tidak perlu panik, tapi harus tetap teliti dalam membeli setiap produk makanan khususnya kebutuhan pokok masyarakat dan selalu menanyakan kepada pedagang apakah dagangannya itu aman untuk dikonsumsi.
"Kami juga terus melakukan pemantauan," katanya.