REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) selalu memantau penjualan dan distributor beras untuk menghindari adanya beras sintetis.
"Melalui tim monitoring harga, kita sudah tugaskan untuk sekalian mengecek ditribusi beras di Sumatra Barat, khususnya menyangkut beras sintetik itu," tutur Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumbar, Zaimar di Padang, Senin (25/5).
Dikatakannya, sejak empat hari lalu, tim pengecek harga langsung memantau beras di pasaran. Sampai saat ini, ujarnya, belum ada temuan beras sintetis pada distributor di Sumbar. Selain itu, Zaimar memastikan, beras yang selama ini diimpor dari Pulau Jawa merupakan beras tulen dari petani, bukan pabrikan.
"Rata-rata didatangkan dari Pulau Jawa, oleh Bulog. Bulog itu sudah dicek semua gudang, tak ada beras sintetis," katanya.
Namun, dirinya tetap menghimbau kepada para pedagang eceran, untuk tetap berhati-hati membeli beras. Tingkatkan selektifitas terhadap asal usul beras."Mudah-mudahan kondisinya seperti ini terus," ujar Zaimar.
Menurutnya, konsumen sudah cerdas dalam memilih kebutuhan pokok. Konsumen, kata dia, saat ini memang lebih selektif ketika membeli beras eceran.
Ia menambahkan, sampai saat ini, belum ada laporan kerugian di Sumbar pascamerebaknya isu beras sintetis."Dan saya memperkirakan tidak ada kerugian ya. Karena tidak terjadi kelesuan penjualan beras di Sumbar," ungkapnya menambahkan.