REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta, Jawa Barat akan memerger 80 sekolah dasar (SD) yang ada di wilayah itu. SD yang digabungkan itu, merupakan sekolah yang berada di komplek yang ada di perkotaan. Penggabungan sekolah ini, ternyata telah menghemat uang negara sampai Rp 280 juta per tahun.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, SD yang berkumpul dalam satu komplek suka rawan persaingan tidak sehat. Sehingga, ada sekolah yang pendaftarnya banyak. Tapi, sekolah tetangganya justru sepi peminat. "Dari pada ada persaingan tak sehat, makanya 80 SD itu harus dijadikan satu," ujar Dedi, kepada Republika Online (ROL), Senin (25/5).
Merger SD ini, lanjutnya, harus dilaksanakan sebelum tahun ajaran baru 2015/2016. Hari ini juga, Dedi akan menginstruksikan Dinas Pendidikan supaya segera mengurus segala sesuatunya untuk proses merger tersebut.
Selain untuk menghindari persaingan tak sehat, merger ini juga bisa menghemat anggaran pemerintah (APBD). Dari 80 SD yang siap merger itu, efisiensi anggaran minimal Rp 280 juta per tahun. Efisiensi tersebut, baru dihitung dari tunjangan kepala sekolah saja. Belum yang lainnya.
Selain merger, sambung Dedi, pihaknya juga akan bekerjasama dengan daerah tetangga. Yakni, Karawang, Subang, KBB dan Cianjur. Kerja sama ini, terkait dengan angka partisipasi sekolah. Jadi, bila ada anak usia SD atau SMP yang rumahnya di perbatasan, maka sekolahnya bisa di Purwakarta.