REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas 798 guru yang bakal bertugas di daerah terpencil di seluruh Indonesia.
"Ini adalah angkatan yang pertama yang akan kita berangkatkan sebanyal 798 guru," kata Jokowi saat pidato pelepasan Guru Garis Depan (GGD) di Halaman Istana Merdeka Jakarta, Senin (25/5).
Dia mengatakan Indonesia memiliki 17 ribu pulau, di mana banyak daerah-daerah terpencil dan daerah perbatasan membutuhkan pendidikan, pendidik, dan guru.
"Waktu saya ke Dompu, Merauke, ke perbatasan di Entikong , di Pulau Sebatik, ini memang daerah-daerah yang memerlukan guru, pendidik untuk anak-anak kita," katanya.
Setelah pengiriman angkatan pertama itu, kata Presiden, pemerintah akan melihat perkembangan. Jika masih diperlukan akan menyusul angkatan kedua dan seterusnya.
Jokowi berharap, para guru yang dikirim ke daerah terpencil, tidak memiliki keraguan mengajar karena penempatannya masih berada dalam lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dia juga berpesan agar para guru yang ditugaskan di daerah-daerah, bisa membangun karakter anak-anak Indonesia, dan bisa memberikan semangat kepada anak-anak Indonesia bahwa mereka mampu dan bisa berprestasi seperti anak-anak di daerah lain.
Presiden juga mengatakan pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan pemerataan pendidikan, pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Sebanyak 798 guru angkatan pertama Program GGD itu, hasil seleksi para calon yang bersumber, antara lain dari alumni SM3T yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG-SM3T) untuk menjadi calon pegawai negeri sipil.
Formasi GGD itu disahkan dengan penerbitan Kebijakan Permenpan-RB No. 26 Tahun 2014 tentang Formasi Khusus ASN Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2014 dan Keputusan Menteri PAN-RB No. 762 Tahun 2014 tentang Formasi PNS untuk SM3T.
Sebanyak 769 guru itu akan ditempatkan di 28 kabupaten di empat provinsi, yakni Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat.