REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kota Medan, Sumatera Utara akan menjadi tempat sementara pengungsi atau imigran gelap asal Bangladesh yang berada Aceh sebelum mereka dipulangkan ke negaranya.
"Mulai minggu depan secara bertahap pengungsi yang di Aceh itu dipindahkan ke Medan sebelum dipulangkan ke Bangladesh. Diharapkan dalam satu bulan pemulangan 720 jiwa pengungsi Bangladesh itu selesai," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan yang diterima di Medan, Ahad (25/5).
Biaya untuk pemulangan pengungsi itu dari UNHCR dan IOM. Penanganan pengungsi Rohingya dari Bangladesh yang ada di Aceh terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.
Dari 1.759 jiwa pengungsi di Aceh, sebanyak 720 orang dari Bangladesh yang sedang mencari pekerjaan dan menjadi korban perdagangan manusia.
Dia menjelaskan, dalam rapat pertemuan yang dipimpin Menteri Sosial dengan dihadiri pimpinan Pemda Aceh, UNHCR, IOM, Kemensos, TRC BNPB, SKPD dan beberapa NGO, Minggu, ada beberapa arahan Mensos yang diminta dijalankan.
Mulai soal pemulangan imigran asal Bangladesh dan juga penanganan pengungsi Rohingya.
"Rencananya pada Selasa (26/5) dilakukan rapat koordinasi teknis di Kemenko PMK. Koordinasi yang efektif diperlukan untuk mengatasi pengungsi," kata Sutopo.
Pemerintah sendiri dewasa ini sedang menyusun Perpres Pengungsi dan Penanganan Pencari Suaka. Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho juga meminta agar Pusat memberi arahan soal pengungsi Bangladesh dan pindahan dari Aceh yang juga ada di Sumut.