Sabtu 23 May 2015 18:18 WIB

Turis di Bali tak Mungkin Jadi Guru SPK

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Bangunan sekolah internasional High Scope Indonesia
Foto: wikipedia.org
Bangunan sekolah internasional High Scope Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Yayasan Kulkul, Green School di Bali, Ni Putu Tirka Widanti mengatakan, dalam proses rekrutmen guru asing, Green School mengikuti aturan yang dikeluarkan pemerintah. Menurutnya, turis asing yang jalan-jalan ke Bali tidak mungkin dijadikan guru di sekolah internasional yang sekarang disebut Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK).

"Selama ini persyaratan rekrutmen guru asing aturannya luar biasa keras, tidak boleh ada kompromi," katanya dalam acara pembukaan Exhibition for International School in Indonesia (EISI) 2015 di Hotel Le Meridien, Jakarta, Sabtu, (23/5).

Dia menjelaskan, pada proses rekrutmen terdapat 15 guru asing yang mendaftar. Guru yang lolos seleksi itu kemudian diajukan ke Dinas Pendidikan Bali.

"Kalau Dinas Pendidikan menilai mereka tidak memenuhi syarat mengajar. Maka kami akan menolak lamaran guru asing tersebut sampai mereka memenui syarat yang diajukan dinas."

Jumlah guru WNI di Green School dua kali lebih banyak dari guru asingnya. Guru asing berasal dari 30 negara, termasuk AS, Australia, Kanada, dan Inggris.

Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (PNF), Boedi Darma Sidi mengatakan, semua guru asing di sekolah internasional yang sekarang disebut Satuan Pendidikan Kerja Sama (SPK) harus memenuhi persyaratan akreditasi.

"Semua guru asing di SPK Paud harus mempunyai bukti kalau ia tidak menderita sakit jiwa. Atau guru tersebut mengikuti tes kesehatan jiwa dan hasilnya menunjukkan dia sehat secara mental, tidak menderita sakit jiwa," kata Boedi dalam acara yang sama.

Selain itu, terang dia, guru juga harus bebas narkotik dan tidak memiliki latar belakang dengan kasus pelecehan terhadap anak-anak. "Kami sudah mengunjungi berbagai SPK. Para guru tidak masalah ketika diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mental dan bebas narkoba," ujar Boedi.

Sementara itu, dalam EISI 2015 dipamerkan berbagai SPK antara lain Green School, Australia Independent School, Sekolah Pelita Harapan, Raffles Christian School, Bandung Independent School, Singapore School, dan masih banyak lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement