Sabtu 23 May 2015 16:59 WIB

Beras Plastik Sampai ke Jayapura?

Beras Plastik
Foto: Antara/Risky Andrianto
Beras Plastik

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Warga Kota Jayapura, Provinsi Papua, diimbau tidak panik dengan kasus beras plastik (sintetis) yang diisukan sempat beredar di daerah tersebut beberapa waktu lalu.

"Mewakili Pemerintah Kota Jayapura, kami mengimbau warga tidak panik, karena pemerintah tidak tinggal diam terkait isu beras plastik atau sintetis itu," kata Plt Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Jayapura, Roberth Lukas Nadap Awi, di Jayapura, Sabtu (23/5).

Ia menjelaskan, mereka sedang melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti langsung berkoordinasi dengan para distributor atau pemasok beras di Kota Jayapura selain dari Bulog Papua, dan juga dengan para pengecer. "Kami sudah lakukan langkah-langkah pencehagan, terutama dengan para distributor dan pengecer untuk antisipasi beras-beras oplosan yang beredar di masyarakat," katanya.

Awi juga mengaku telah berkoordinasi dengan Kepolisian Kawasan Pelabuhan Laut (KPL) Jayapura untuk membantu merazia pasokan beras yang masuk ke wilayah Kota Jayapura. "Juga berkoordinasi dengan pihak-pihak berkompeten lainnya, yakni dengan BPOM Jayapura agar memeriksa sampel beras yang diduga berbahan plastik atau sintetis yang dilaporkan warga pada empat hari lalu," katanya.

Sebelumnya, warga Perumnas II, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram mensinyalir adanya dugaan beras plastik atau sintetis mulai beredar di sejumlah tempat di Kota Jayapura, Provinsi Papua, seperti di kios atau warung dan pasar.

Yves Papare, warga Perumnas II, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Kota Jayapura, Jumat, mengungkapkan ia pernah membeli beras sebanyak 1 Kg di kios dekat tempat tinggal pada Selasa (19/5) sore.

Ketika dimasak untuk santapan malam kurang lebih sejam, beras yang dibeli itu tidak juga menjadi nasi, tetapi hanya setengah matang.

"Sehingga saya katakan kepada istri, untuk menyimpannya, dan besok dimasak jadi bubur saja. Tapi keesokannya, saat dimasak dari pukul 11.00-14.00 WIT, tidak juga menjadi bubur seperti pada umumnya, nasi kalau dimasak ulang pasti akan hancur dan menjadi bubur," katanya di Jayapura, Jumat (22/5).

"Kami sempat memakannya, namun rasanya berbeda jauh dari nasi pada umumnya, rasanya beda dan saat di dalam perut, terasa penuh, bukan kenyang. Istri saya juga sempat mengeluhkan sakit perut, tapi bersyukur tidak sampai parah," ucap Yves Papare.

Keluhan serupa disampaikan Milka Papuko (69), tetangga Yves Papare. "Bulan lalu, saya pernah membeli beras di pasar dengan kemasan 'beras Bulog' 50 Kg, seperti beras yang diperuntukkan untuk PNS. Beras itu terlihat bening, bersih, dan tidak ada kotorannya, beda dengan beras lainnya. Setelah dimasak berasnya tidak juga jadi nasi, atau hasilnya setengah matang," kata Milka Papuko.

Secara terpisah, Kepala Devisi Regional (Divre) Bulog Papua dan Papua Barat, Arif Mandu memastikan beras yang beredar di masyarakat bukan berbahan plastik atau sintetis. "Dalam waktu dekat ini saya akan mengecek di gudang, sidak di pasaran guna memastikan dan menjamin bahwa disini aman dari isu beras plastik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement