REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Kabar beredarnya beras sintesis yang mengandung bahan plastik, justru membawa keuntungan bagi pedagang beras lokal di Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Para pedagang di wilayah itu mengaku, sejak adanya kabar peredaran beras sintetis, warga lebih banyak memilih membeli beras lokal, yakni beras hasil pertanian warga Bangkalan.
"Katanya mereka khawatir, ada campuran beras sintetis jika membeli beras dari luar Bangkalan. Makanya penjualan beras lokal lumayan meningkat," kata pedagang beras di Pasar Ki Lemah Duwur, Bangkalan, Aminah, Jumat (22/5).
Akibat banyaknya warga yang membeli beras lokal itu, kini harga beras lokal, mengalami kenaikan dari Rp9.000 menjadi Rp11.000 per kilogram.
"Jadi ada kenaikan Rp2.000 per kilogramnya, tapi khusus beras lokal Bangkalan saja. Beras lainnya tetap," jelasnya.
Tidak hanya pedagang, pengusaha gilingan padi di Bangkalan juga mengaku, sejak adanya kabar beras oplosan berbahan baku sintetis itu, kini warga yang Bangkalan yang menggiling gabah juga terus meningkat. Seperti yang diakui pengusaha gilingan padi di Desa Keleyan, Mattawi.
"Katanya takut untuk membeli beras dari luar Bangkalan, karena jika dikonsumsi, beras itu konon bisa membuat seseorang bisa kena penyakit ginjal," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Peternakan dan Pertanian Pemkab Bangkalan merilis, produksi beras lokal di wilayah itu surplus, dan diperkirakan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras masyarakat Bangkalan.
Data di Dispertanak Bangkalan menyebutkan, pada 2014 produksi pertanian tanaman padi surplus hingga 53 ribu ton, dan setiap tahun meningkat 0,5 persen.