Jumat 22 May 2015 19:15 WIB

Kemlu: Myanmar Butuh Dukungan, Bukan Tekanan

Imigran suku Rohingya dari Myanmar berada di perhu mereka yang terdampar di perairan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Aceh, Rabu (20/5).
Foto: Antara/Syifa
Imigran suku Rohingya dari Myanmar berada di perhu mereka yang terdampar di perairan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Aceh, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menegaskan sikap Indonesia terhadap Myanmar atas isu migrasi Rohingya adalah memberikan dukungan agar persoalan bisa diselesaikan, bukan menekan negara tersebut.

Menurut Arrmanatha, Myanmar merupakan anggota keluarga besar ASEAN yang sedang mengalami masalah. Karena itu, Indonesia akan terus mendukung Myanmar dalam proses demokratisasi dan reformasi.

"ASEAN itu adalah keluarga besar dengan sepuluh anggota, apabila ada salah satu yang memiliki kesulitan, maka kita memberikan 'encouragement not pressure' (dukungan bukan tekanan). Itulah yang kita lakukan pada anggota ASEAN," kata dia, Jumat (22/5).

Sementara itu, pemerintah Myanmar menyambut baik tawaran kerja sama dari Indonesia untuk pembangunan negara bagian Rakhine yang inklusif (terbuka) dan tidak diskriminatif.

Hal tersebut menjadi salah satu poin kesepakatan yang berhasil dicapai dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Naw Pyi Taw, Myanmar, Kamis lalu.

Negara bagian Rakhine merupakan asal para pengungsi Rohingya yang saat ini menjadi pembahasan global karena sekitar 7.000 orang masih terkatung-katung di atas kapal di laut kawasan ASEAN.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement