Jumat 22 May 2015 18:00 WIB

BPOM Teliti Lebih Rinci Kandungan Beras Sintesis

Rep: Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Beras Plastik
Foto: Antara/Risky Andrianto
Beras Plastik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menyatakan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih melakukan penelitian kandungan beras sintesis yang diduga mengandung bahan plastik. Pengujian tentu dilakukan dengan komponen rinci.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, BPOM masih menguji beras yang mengandung plastik di laboratorium. Pemeriksaan akan mendeteksi jenis bahan kalau memang ada dan sedapat mungkin dengan komponen rinci maupun jumlah/konsentrasinya.

"Tentu kalau memang ada beras plastik maka tidak laik dikonsumsi karena dapat mengganggu kesehatan. Hanya memang harus dibuktikan dulu ada tidaknya secara ilmiah," katanya kepada Republika, Jumat (22/5).

Ia menjelaskan, kemungkinan gangguan kesehatan bila mengkonsumsi bahan berbahaya akan dipengaruhi oleh empat hal. Pertama, jenis kandungan bahan berbahaya dan konsentrasinya.

Untuk memastikannya jenis kandungan bahannya dapat dilakukan pemeriksaan dengan antara lain High Performance Liquid Chromatography (HPLC), Gas Chromatography Mass Spectrophotomer (GCMS), dan ‎Liquid Chromatography Mass Spectrophotomer (LCMS) sehingga bisa didapat berat molekulnya.

Pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan Gas Chromatography dengan‎ detektor FID (Flame Ion Detector). Kedua, berapa banyak bahan dikonsumsi. Ketiga, berapa lama bahan itu dikonsumsi apakah hanya satu dua kali atau sampai berbulan-bulan dan bertahun-tahun.

Keempat adalah kepekaan dan daya tahan tubuh seseorang‎, termasuk kemungkinan penyakit kronik lain dan alergi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement