REPUBLIKA.CO.ID,JAYAPURA--Sejumlah warga mensinyalir beras sintetis mulai beredar di sejumlah tempat di Kota Jayapura, Provinsi Papua, seperti di kios dan pasar.
Yves Papare, warga Perumnas II, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Kota Jayapura, Jumat, mengungkapkan bahwa ia pernah membeli beras sebanyak satu kilogram di kios dekat tempat tinggalnya pada Selasa (19/5) sore.
Ketika dimasak untuk santapan malam kurang lebih sejam, beras yang dibeli itu tidak juga menjadi nasi, tetapi hanya berbentuk setengah matang.
"Sehingga saya katakan kepada istri, untuk menyimpannya, dan besok dimasak jadi bubur saja. Tapi keesokannya, saat dimasak dari pukul 11.00-14.00 WIT, tidak juga menjadi bubur seperti pada umumnya, nasi kalau dimasak ulang pasti akan hancur dan menjadi bubur," katanya.
"Kami sempat memakannya, namun rasanya berbeda jauh dari nasi pada umumnya, rasanya beda dan saat di dalam perut terasa penuh, bukan kenyang. Istri saya juga sempat mengeluhkan sakit perut, tapi bersyukur tidak sampai parah," lanjutnya.
Merasa aneh, Papare akhirnya mengadukan hal itu kepada tetangganya dan anggota DPRD Kota Jayapura karena ada beras yang dimasak tetapi tidak seperti biasanya.
"Saya kira ini beras unik, mungkin beras jenis baru atau bagaimana. Atau jangan-jangan seperti yang diberitakan, beras plastik. Harapannya pemerintah harus segera mengeceknya," katanya.
"Beras itu saat saya beli kios, warnahnya bening, lebih cerah dari beras pada umumnya, bersih tidak ada kutu atau padi. Kemasannya saat itu dalam karung Bulog 50 kilogram," lanjutnya.
Papare menambahkan, setelah hal itu diadukan ke wakil rakyat setempat, sejumlah pegawai dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Jayapura didampingi Satpol PP langsung mendatangi rumahnya guna meminta keterangan serta mengambil sampel beras yang ada di kios di kompleks Perumnas II.
"Ada orang dari Disperindagkop dan Satpol PP yang datang, minta keterangan dan mereka langsung membeli beras di kios yang saya beli. Mereka bilang akan berkoodinasi dengan BPOM untuk mengecek beras itu, apa benar plastik atau beras jenis apa," tambahnya Papare.
Senada itu, Milka Papuko (69), tetangga Yves Papare juga mengeluhkan hal yang sama. "Bulan lalu, saya pernah membeli beras di pasar dengan kemasan 'beras Bulog' 50 kilogram, seperti beras yang diperuntukkan untuk PNS. Beras itu terlihat bening, bersih, dan tidak ada kotorannya, beda dengan beras lainnya. Setelah dimasak berasnya tidak juga jadi nasi, atau hasilnya setengah matang," katanya.