Jumat 22 May 2015 01:04 WIB

Masyarakat Diminta Tunggu Laporan BPOM Soal Beras Plastik

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukan sample beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukan sample beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) masih melakukan uji laboratorium terhadap beras sintetis yang diduga berbahan plastik berbahaya. Sehingga, sampai siang ini, Kamis (21/5) belum ada hasil resmi dari BPOM tentang ada tidaknya beras plastik.

"Saya siang ini baru saja menghubungi Badan POM dan mereka sedang melakukan penelitian tentang bahan yang dikatakan "beras plastik" itu, belum ada hasilnya," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama sebagaimana dikutip dalam rilis.

Maka, ia meminta masyarakat untuk menunggu hasil ita penelitian BPOM sebagai lembaga uang memang berwenang serta memiliki alat dan pakar untuk memeriksanya. "Biarlah diperiksa di lab dulu apakah benar memang ada, kalau toh ada maka apa komponen plastiknya, bagaimana pemrosesnya," tuturnya.

Dalam melakukan pemeriksaan, Laboratorium Balitbangkes mempunyai alat bernama High Performance Liquid Chromatography (HPLC), yang berfungsi mendeteksi senyawa kimia padat dalam suatu bahan. Kemenkes pernah menggunakan alat tersebut untuk mendeteksi karbamat di pestisida serta penelitian obat malaria artemisinin. Selain itu, ada pula Gas Chromatography untuk mendeteksi komponen yang mudah menguap dalam suatu bahan.

Meski begitu, ia pun menyampaikan dampak secara umum bagi orang yang sengaja atau tidak mengonsumsi makanan berbahan plastik. Setidaknya, ada tiga hal kerugian di antaranya trauma akibat fisik komponen plastik ke saluran cerna, walaupun tentu berkurang jika makanan sudah melembut, dampak lokal akibat bahan kimia atau mungkin kontaminan yang ada dalam plastik yang dipakai yang mana parah tidaknya bergantung dari jenis plastik, serta kemungkinan kalau bahan dalam plastik itu terserap masuk pembuluh darah melalui mukosa saluran cerna, lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Terkait berita yang beredar tentang kandungan Polyvinil dalam beras, ia menjelaskan bahwa polyvinil memang merupakan bahan pembuat plastik. Sementara untuk berita tentanh Resin, ia merupakan kepanjangan dari resin exudat yang berasal dari tanaman non volatile oil. Gunanya untuk perekat dan pengawet .

"Tapi, sekali lagi saya tegaskan, belum ada hasil lab resmi tentang ada tidaknya beras plastik di beras kita," tuturnya. Maka, sekali lagi ia mengimbau agar masyarakat tidak panik dan menunggu hasil pemeriksaan dari BPOM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement