Jumat 22 May 2015 00:02 WIB

Republika Harumkan Wartawan Lukmanul Hakim dengan LHK Award 2014

Rep: C39/ Red: Julkifli Marbun
Nasihin Masha
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Nasihin Masha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lukmanul Hakim adalah seorang wartawan gigih Republika yang meninggal ketika melakukan reportase Sea Games 2012 di Laos. Ketika itu, ia meninggal dalam keadaan sujud.

Untuk mengenang reporter tersebut, Republika menggelar acara Lukmanul Hakim Award 2014 Republika (LHK) di Waroeng Solo, Jeruk Purut, Jakarta, Kamis (21/5). Bos Republika, Erick Thohir mengukuhkan nama Lukmanul Hakim dalam acara tahunan tersebut karena loyalitasnya terhadap Republika. Acara tersebut adalah yang kelima kalinya digelar Republika.

Dalam rangkaian acara, sahabat Lukmanul Hakim, Akbar menceritakan kenangannya bersama almarhum. Pada 11 Desember 2009, Akbar menerima sms meninggalnya sahabat senasib seperjuangannya tersebut. "Hanya ada dua orang yang saya tangisi ketika ada orang meninggal, yaitu ayah dan sahabat saya, Lukman Hakim," jelas Akbar.

Akbar mengaku mengenal Lukman sebagai reporter yang sama-sama berasal dari Semarang. Ia bertemu dengannya sekitar tahun 2001 atau 2002.

"Dalam kesehariannya Lukman selalu memakai kemeja model Hawai yang lusuh. Dia juga memakai sepatu cat yang belakangnya diinjak, Tapi Lukman dengan kesederhanaannya selalu membawa kemakmuran pada teman-temannya," jelasnya.

Menurut Akbar seorang Lukman tidak pernah menolak orderan berita dalam keadaan apapun. Pernah suatu waktu, pada jam dua malam dia disuruh ke Cikarang, dan dia berangkat. Selain itu, dia pernah liputan lomba sepeda jalur darat dari Jakarta ke Bali. Ketika sampai di Surabaya dia bahkan sempat pingsan.

Yang paling dikenang Akbar, sebelum berangkat ke Laos, Dia berkata pada salah satu temannya yang bernama Tomi, "Saya ingin beli parfum, saya ingin pulang ke Indonesia dengan harum," kata Lukman waktu itu.

Dan benar akhirnya, Lukmanul Hakim benar-benar membawa keharuman yang sesungguhnya ke Indonesia melalui acara LHK Award 2014.

"Dengan acara ini kita harus dalam satu ikatan, sehingga ketika Republika ada masalah bisa tetap survive, kita sebagai keluarga harus bisa menghadapi semua," kata Pemred Republika, Nashihin Masha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement