REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Supraptono mengatakan beras sintesis berbahan plastik yang beredar belakangan ini belum tentu berasal dari luar negeri alias impor. Bisa saja beras tersebut berasal dari dalam negeri.
Ia mengatakan pihaknya langsung melakukan penelusuran dan pelacakan begitu mengetahui ada beras plastik yang beredar. Penelusuran dilakukan ke perairan Sumatera yang sering menjadi sasaran empuk penyelundupan beras.
"Setelah dilakukan penelusuran dan pelacakan ke Sumatera bahkan hingga perairan pulau Jawa, berdasarkan hasil sementara belum ada indikasi beras tersebut berasal dari luar," katanya di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (21/5).
Supraptono mengatakan penelusuran tersebut dilakukan ke pelabuhan resmi hingga pelabuhan tikus. Selain itu, hingga saat ini belum ditemukan dokumen impor beras di pelabuhan-pelabuhan resmi. Ini karena pemerintah memang belum membuka kran impor beras.
"Kami akan terus melakukan pelacakan. Kami juga sudah bekerjasama dengan beberapa pihak untuk melakukan uji laboratorium apakah beras ini dari hasil impor atau memang buatan dalam negeri," jelasnya.