Kamis 21 May 2015 17:04 WIB
Beras plastik

Ini Tiga Akibat Konsumsi Beras Plastik

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Bilal Ramadhan
Beras Plastik
Foto: Antara/Risky Andrianto
Beras Plastik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menyatakan ada tiga kemungkinan jika mengonsumsi beras plastik. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, dia siang hari ini (21/5) baru saja menghubungi Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) dan mereka sedang meneliti bahan beras plastik.

Ia menegaskan, sampai siang ini belum ada hasil resmi dari BPOM tentang ada tidaknya beras plastik. Hanya saja, secara umum, mengkonsumsi sebagian bahan plastik mungkin saja dapat menimbulkan salah satu dari tiga hal.

"Pertama, trauma akibat fisik komponen plastik ke saluran cerna walaupun tentu berkurang kalau sdh jadi lembut,” katanya kepada Republika, Kamis (21/5).

Akibat kedua adalah dampak lokal akibat bahan kimia atau mungkin kontaminan apa yang ada dalam plastik yang dipakai. Meskipun ini akan tergantung jenis plastik nya. Akibat ketiga adalah kemungkinan kalau bahan dalam plastik itu lalu terserap masuk pembuluh darah melalui mukosa saluran cerna, lalu menyebar ke seluruh tubuh.

Sebelumnya, Wali Kota Bekasi, Jawa Barat, Rahmat Effendi, memastikan temuan beras yang beredar di Pasar Mutiara Gading Timur, Selasa (19/5), mengandung bahan baku plastik. Sampel beras tersebut dicek Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi di Laboratorium Sucofindo, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

“Kalau kita makan beras tersebut, sama saja kita menelan bahan plastik untuk pembuatan pipa paralon,” katanya di Bekasi.

Pengujian bahan beras sintetis itu dilakukan selama dua hari sejak Selasa (19/5) hingga Rabu (20/5). Hasilnya, beras yang dijual oleh pedagang atas nama Sembiring di Pasar Mutiara Gading terbukti mengandung bahan baku plastik yang berbahaya bagi kesehatan konsumennya.

“Bahan baku polivinil yang digunakan untuk beras tersebut adalah yang biasa digunakan untuk memproduksi pipa paralon,” katanya.

Beras yang dilakukan pengujian seberat 250 gram yang berasal kios Sembiring dan juga pelapor atas nama Dewi septiani (29 tahun) warga Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement