Kamis 21 May 2015 14:44 WIB

Menteri Jokowi Gemar Lahirkan Kontroversi

Rep: c32/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi bersama Wapres JK.
Foto: Antara
Presiden Jokowi bersama Wapres JK.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Direktur Eksekutif Matriks Indonesia, Agus Sudibyo menilai para menteri di jajaran kabinet kerja Jokowi-JK kerap menuai kontroversi dengan mengeluarkan pernyataan tak perlu.

Terakhir, pernyataan Menteri ESDM, Sudirman Said tentang petral serta mafia migas 'berhasil' membuat Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berang.

Agus pun menilai pernyataan kontroversial para menteri bisa menambah beban politik presiden.

"Menteri-menteri jangan menambah beban politik presiden Jokowi," kata Agus di Jakarta, Kamis (21/05).

Menurutnya, para menteri harus belajar untuk memilah dan memilih mana saja yang perlu disampaikan ke publik dan mana yang tidak perlu.

Mereka, lanjutnya, secara tak langsung merupakan juru bicara bagi pemerintahan presiden. Karena itu, ada baiknya jika para menteri berhati-hati ketika memberikan pernyataan termasuk berhenti menuai kontroversi.

“Sering kepleset lidah atau menyampaikan pernyataan yang spekulatif tidak menunjukkan sebuah strategi komunikasi politik yang meyakinkan dari kabinet kerja,” nilai Agus.

Pernyataan jajaran pemerintahan Jokowi-JK bukan sekali ini menuai kontroversi di tengah masyarakat. Misalnya ketika Menko Polhukam menyebut para pendukung KPK sebagai rakyat tak jelas. Tak hanya itu, pernyataan Seskab, Andi Widjojanto yang menyebut Indonesia masih punya utang ke IMF pun menuai perdebatan. Terakhir, pernyataan Menteri ESDM, Sudirman Said yang mengatakan pembubaran dan pemberantasan mafia migas selalu berhenti di meja pemerintahan sebelumnya yakni Presiden SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement