Kamis 21 May 2015 14:39 WIB

Wali Kota: Kota Malang Bebas dari 'Beras Plastik'

Rep: C74/ Red: Bayu Hermawan
Beras Plastik
Foto: Antara/Risky Andrianto
Beras Plastik

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Mochammad Anton memastikan beras sintesis yang diduga mengandung plastik tidak masuk ke wilayahnya.

Ia pun menegaskan telah meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk tidak lengah dalam melakukan pengawasan.

"Begitu beredar kabar adanya beras plastik, kami langsung perintahkan Disperindag untuk operasi pasar dan ke Bulog untuk mengecek apakah memang benar soal beras plastik itu," ujarnya, Kamis (21/5).

Berdasarkan hasil Sidak, belum ditemukan adanya beras plastik yang beredar di Kota Malang. Namun info yang ia dapatkan, beras palsu itu sudah hampir menginvasi.

"Info yang saya dapat sudah hampir masuk ke Kota Malang, karena itu langsung saya suruh operasi pasar," tandasnya.

Kepala Disperindag Kota Malang, Tri Widyani, menambahkan, operasi pasar dilakukan pada beberapa pasar besar yang ada di Kota Malang.

Tri mengatakan sudah melakukan sidak bersama Bulog di Pasar Gadang, Blimbing, Pasar Besar dan pasar lainnya. Meski masih nihil, namun operasi terus digencarkan guna mengantisipasi masuknya beras yang terbuat dari plastik bekas itu.

"Kita akan terus bergerak dan memantau agar tidak kecolongan," ucapnya.

Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo, mengatakan beras plastik belum masuk Jatim dan ia mengharapkan tidak sampai beredar. Namun ia berjanji pemerintah dan instansi terkait akan mengawasinya ketat.

Ia menjelaskan, Jawa Timur selama ini menjadi lumbung beras yang menyuplai mayoritas kebutuhan beras di Indonesia. Sehingga, kata dia, pintu impor beras ke wilayahnya memang selalu tertutup.

Selain itu pihaknya juga akan semakin memperketat pintu impor beras dan berupaya menekan harga beras. Ini diyakininya sebagai upaya mencegah beras sintetis beredar. Menurut dia, munculnya beras sintetis karena beras asli harganya melambung, sehingga masyarakat lebih memilih beras yang harganya murah.

"Kalau harga beras turun maka otomatis yang palsu akan hilang. Tugas kita sekarang ini mengembalikan harga beras tidak mahal dan terjangkau dan tidak muncul beras palsu atau sintetis," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement