Kamis 21 May 2015 14:22 WIB

Menristek Dikti Sidak Kampus Terduga Jual Beli Ijazah Palsu

Rep: c39/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat diskusi kick-Off Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas 20) di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (26/3).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat diskusi kick-Off Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas 20) di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti), Muhammad Nasir melakukan sidak kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Adhy Niaga di Jalan Jendral Sudirman 105,  Kranji, Kota Bekasi, Kamis (21/5) pukul 10.30 WIB. Sidak tersebut dilakukan berdasarkan laporan dari warga terkait adanya jual beli ijazah.

"Ada pengaduan langsung ke saya bahwa STIE Adhy Niaga ini mengeluarkan ijazah tanpa mahasiswanya mengikuti perkuliahan yang lazim. Makanya saya inspeksi kesini," kata Menteri Nasir.

Di saat penggeledahan, Menteri Muhmmad Nasir masuk ke dalam kampus dan menanyakan langsung kepada ketua yayasan, Adhy Firdaus terkait data-data alumni kampus yang dilaporkan tersebut. Namun, setelah hampir satu jam penggeladahan, staf kampus tidak berhasil menemukan data daftar wisuda yang diminta Menteri Nasir.

Terkait hal itu, Adhy Firdaus mengaku bahwa administrasi baru dibenahi karena baru pindah ruang. Setelah pihak kampus belum bisa memperlihatkan data mahasiswa yang dicari tersebut, Menteri Nasir memberikan waktu pada Adhy Firdaus sampai besok Jum'at (22/5) untuk mencari data-data tersebut. Sedangkan saat penggeledahan, ia meminta waktu satu jam untuk mencari data itu tersebut, tapi menteri Nasir menurutnya terlalu tergesa-gesa.

"Kami masih dalam pembenahan pak, kami staf kami juga baru, tapi datanya ada, "katanya kepada Menteri Nasir.

Terkait dengan adanya mahasiswa berijazah palsu tersebut, Ardy Firdaus yang juga menjabat sebagai ketua dewan pendidikan Kota Bekasi itu membantah bahwa tidak ada mahasiswa yang lulus tanpa ijazah. Ia mengatakan bahwa kampus yang berdiri sejak 1999 tersebut  tidak pernah menawarkan ijazah palsu. "Kalau memang ada ijazah palsu, kita siap karena ini negara hukum," kata Firdaus.

Menurut Firdaus, menteri terlalu gegabah dalam melakukan sidak tersebut. "Jika tidak terbukti, kami akan meminta bapak menteri untuk mengembalikan nama baik kampus,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement