REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) menyatakan konsumsi beras berbahan plastik dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan hati hingga kematian.
Direktur Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjajarta mengatakan beras plastik mengandung senyawa kimia polyvinyl chloride. Selain itu, plastik juga terdapat bioksin dan mengakibatkan mutasi gen.
“Karena itu, beras plastik ini tidak layak dikonsumsi manusia,” ujarnya kepada Republika, Kamis (21/5).
Jika tetap dikonsumsi, gejala awal yang diderita pengkonsumsinya yaitu mual hingga pusing. Jika penggunaannya diteruskan secara kumulatif maka mengakibatkan organ-organ tubuh seperti ginjal dan hati harus bekerja keras untuk filterasi dan netralisir makanan.
“Pada akhirnya ginjal dan hati rusak. Kemudian terjadi mutasi gen dan terjadi kanker,” ujarnya.
Setelah itu, kata dia, satu persatu organ lainnya bisa rusak. Bahkan kalau ginjal rusak, kemudian si penderita tidak mampu untuk rutin cuci darah maka dia bisa meninggal dunia.
Namun, pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini menegaskan itu semua reaksinya tergantung kesehatan masing-masing individu. Ia menyayangkan terjadinya peristiwa ini.
“Berdasarkan undang-undang (UU) Perlindungan Konsumen nomor 8 tahun 1999 disebutkan dengan jelas hak-hak konsumen, mulai dari hak untuk mendapat jaminan keamanan dan keselamatan, hingga hak mendapatkan informasi yang benar dan jujur,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, konsumen juga berhak mendapat ganti rugi. Ia menegaskan yang harus bertanggung jawab adalah pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Pertanian (Kementan) hingga instansi peternakan.