Kamis 21 May 2015 10:22 WIB
Beras plastik

Pasar di Denpasar Disidak Gara-Gara Isu Beras Sintetis

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Indah Wulandari
Buruh mengangkut beras untuk didistribusikan ke sejumlah kecamatan di Gudang Bulog Subdrive Indramayu, Rabu (18/2).
Foto: Antara
Buruh mengangkut beras untuk didistribusikan ke sejumlah kecamatan di Gudang Bulog Subdrive Indramayu, Rabu (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah  pasar di Kota Denpasar setelah kabar adanya beras sintetis dari plastic beredar luas.

"Sejauh ini hasilnya masih nihil. Belum ada temuan," kata Kadisperindag I Wayan Gatra, di sela-sela sidak di pasar Kreneng, Denpasar, Kamis (21/5).

Namun demikian, kata Gatra, pihaknya tetap mewaspadai hal itu dan akan terus melakukan pemantauan di pasar-pasar.

Kepada para pedagang beras, jelas Gatra, dia telah meminta kerjasamanya, untuk segera melapor kalau ada beras yang dinilai bentuknya aneh. Gatra mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah distributor beras di Bali.

"Kita sudah menghubungi mereka (distributor). Kita tekankan kepada mereka agar berhati-hati dan meneliti dengan seksama beras yang mereka bawa ke Bali," jelasnya.

Secara terpisah, Kabid Kerjasama dan Perlindungan Disperindag Denpasar, Jarot Agung Iswahyudi mengatakan, selain memantau pasar beras, pihaknya juga mengunjungi distributor beras. Sejauh ini katanya, belum ditemukan beras yang diduga sebagai beras palsu atau beras sintentis.

Namun kata Jarot, dari kunjungan di sejumlah pasar, telah diambil beberapa sample beras. Kalau nanti diperlukan sebutnya, sampel beras yang diambil akan dibawa ke BBPOM Denpasar untuk diperiksa. "Tapi sampai saat ini belum ada beas yang aneh-aneh itu," kata Jarot.

Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar, Endang Widiowati kepada wartawan mengaku akan turun ke lapangan, melakukan pengawasan. Dikatakannya, beras palsu akan sangat merugikan konsumen, apalagi yang tidak tahu menahu soal beras sintetis.

"Beras sintetis sangat berbahaya bila dikonsumsi," ujarnya.

Kasus beras sintetis yang terjadi di Bekasi membuatnya terpikir untuk melakukan pemetaan pengawasan kepada seluruh pedagang, distributor, pengecer di Bali. Tujuannya, untuk memastikan jika beras itu orisinal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement