Kamis 21 May 2015 03:40 WIB

Kriminalitas dan Kesehatan Jadi Lima Teratas Kekhawatiran Konsumen

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
Kriminalitas (ilustrasi)
Foto: AP/CBS
Kriminalitas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Nielsen, perusahaan global penyedia informasi dan riset, menunjukkan adanya tingkat kekhawatiran terhadap kriminalitas oleh konsumen Indonesia.

Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin mengatakan, kondisi ekonomi masih menjadi kekhawatiran utama bagi konsumen Indonesia sejak kuartal IV-2014. Saat itu, lebih dari sepertiga konsumen Indonesia atau 33 persen menyebut keadaan ekonomi sebagai kekhawatiran terbesar mereka dalam enam bulan ke depan.

"Di kuartal I-2015, secara mengejutkan tingkat kekhawatiran akan kriminalitas dan kesehatan meningkat tajam dan masuk dalam urutan lima teratas. Kriminalitas berada pada urutan kedua sebesar 23 persen dan kesehatan di urutan kelima sebesar 14 persen," jelas Agus dalam paparan kepada media di Jakarta, Rabu (19/5).

Agus menilai kondisi kekhawatiran akan Kriminalitas meningkat menjadi kekhawatiran tertinggi kedua bagi konsumen Indonesia cukup mengejutkan. Dia memperkirakan konsumen menganggap bahwa situasi ekonomi dalam enam bulan terakhir menjadi lebih sulit, dan itu dapat memicu terjadinya peningkatan tindak kejahatan. Meski demikian, dia berharap pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan keadaan ekonomi agar konsumen dapat kembali meraih rasa aman.

Di sisi lain, survei tersebut juga menunjukkan konsumen Indonesia merupakan penabung yang paling antusias. Sebanyak tiga perempat konsumen (75 persen) mengalokasikan kelebihan dana mereka untuk menabung, dibandingkan dengan hanya 48 persen rata-rata global dan 61 persen di Asia Pasifik. Selain menabung, lebih dari sepertiga konsumen Indonesia (35 persen) menggunakan kelebihan dana mereka untuk berinvestasi di saham atau reksadana, sementara itu 41 persen konsumen mengalokasikan kelebihan dana mereka untuk berlibur.

Survei tersebut dilaksanakan pada 23 Februari - 13 Maret 2015 dengan sampel lebih dari 30.000 konsumen online di 60 negara di seluruh Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Utara. Sampel dipilih berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk pengguna internet di tiap-tiap negara yang telah dicek dan pertimbangan sebagai representatif dari pengguna internet. Margin of error survei tersebut sebesar plus minus 0,6 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement