REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Robby Kalangi mengimbau warga menjauhi radius bahaya Gunung Lokon pascaerupsi pukul 15.20 WITA, Rabu (20/5).
"Radius bahaya yang direkomendasikan pusat vulkanologi mitigasi bencana geologi sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon. Wilayah ini harus steril," kata Kalangi di Tomohon. Begitu juga dengan aktivitas pendakian. Sejak dinyatakan berstatus siaga pemerintah kota menutup akses masuk ke kawah atau puncak gunung.
Bahkan, di pintu masuk titik Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, telah dipasang spanduk peringatan bagi pendaki agar tidak melakukan pendakian. "Memang sejak subuh tadi dari informasi pos pengamatan gunung api telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Lokon, dan puncaknya terjadi letusan pada sore hari diiringi dentuman," katanya.
Dia menambahkan, BPBD telah melakukan koordinasi dengan pemerintah Kelurahan Kakaskasen I mengeluarkan pekerja-pekerja perusahaan pertambangan yang menempati kamp menjauhi daerah rawan bencana tersebut.
"Ada beberapa perusahaan pertambangan yang beroperasi di radius bahaya. Mereka (pekerja) hendaknya keluar dan tidak bermalam di kamp menghindari dampak buruk yang tidak diinginkan," katanya. Erupsi Gunung Lokon Rabu sore melontarkan material vulkanik setinggi 1.500 meter yang diiringi dengan dentuman yang terdengar hingga pos pengamatan gunung api yang berjarak lima kilometer dari kawah.