REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Munculnya beras sintetis membuat masyarakat resah. Pengamat kesehatan Handrawan Nadesul mengatakan beras model ini juga tergolong baru hingga sulit baginya untuk membuat analisanya.
"Ini adalah kasus baru, dimana terdapat makanan sintetis, sehingga sulit untuk ditetapkan", kata Handrawan, Rabu (20/5). Beras sintetis ditengarai terbuat dari plastik. Ada juga yang mengatakan beras itu berasal dari kentang, ubi jalar, bahkan resin sintetis.
"Resin itu biasanya dipakai untuk membuat patung, yang berfungsi untuk menggumpalkan. Tentu bahan ini sangat tidak aman untuk dikonsumsi", katanya menjelaskan.
Ia juga menjelaskan bahwa resin berbeda dengan boraks yang berfungsi untuk mengawetkan. Pada kasus ini, untuk membuat umbi-umbian tersebut menjadi butiran biji-bijian beras perlu digunakan zat penggumpal seperti resin.
Ketika ditanya tentang biaya produksi, ia mengatakan penggunaan bahan resin dapat menekan biaya produksi karena dengan separuh bahan saja sudah dapat dijadikan satu liter beras, misalnya.