Rabu 20 May 2015 11:46 WIB
Beras plastik

Jabar Waspada Beras Plastik

Rep: arie lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peredaran beras ‘palsu’ plastik mulai masuk ke wilayah Jabar. Masyarakat, diminta waspada dan segera melapor jika menemukan beras tiruan yang diduga berasal dari Cina itu.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Ferry Sofwan mengaku, kaget karena beras plastik ditemukan di Bekasi Timur. Oleh karena itu, pihaknya akan segera melakukan penelusuran dari temuan tersebut.

“Syukur udah diketemukan (beras plastik, red). Artinya udah ketangkap, ketahuan. Bisa kita telusuri," ujar Ferry, di Gedung Sate, Selasa petang (19/5).

Ferry mengaku, mendapat informasi soal beras plastik ini melalui media sosial. Indag lalu, berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan untuk mencari tahu keberadaan komoditi berbahaya tersebut.

Selain itu, Disperindag Jabar juga akan berkoordinasi dengan jajaran kepolisian mengingat keberadaan beras plastik akan sangat merugikan konsumen. Pelaku pengedar beras plastik akan dijerat dengan Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen.

"Konsumen perlu dilindungi. Beras kok dicampur plastik. Kan, plastik barang tidak boleh dikonsumsi karena akan sangat berbahaya kepada kesehatan," katanya.

Usai penelusuran, kata dia, Indag akan membandingkan beras plastik dengan beras asli untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya. Setelah  diketahui perbedaan beras plastik dan beras asli, maka akan pihaknya akan segera melakukan sidak ke pasar.

Informasi soal perbedaan beras plastik dan beras asli akan disebar ke pedagang dan konsumen. Konsumen juga, kata dia, diminta berhati-hati saat membeli beras impor. Karena, pemerintah tidak mengimpor beras pada tahun ini.

“Beras plastik ini dipastikan dijual dengan kategori beras medium sehingga akan sulit melakukan penelusuran sumbernya,” kata Ferry.

Menurut Ferry, beras plastik mudah beredar di Jabar karena masyarakatnya memiliki tingkat konsumsi beras masyarakat yang sangat tinggi. Nasi menjadi makanan pokok sebagian besar masyarakat.

Selain itu, kata dia, beras plastik masuk ke dalam negeri melalui jalur ilegal dan diduga melalui pelabuhan-pelabuhan kecil di Pantai Timur Sumatera yang terbilang minim dengan penjagaan. Jabar pasar potensial sehingga rentan dengan barang selundupan seperti beras plastik, dan baju bekas.

Sebelumnya, warga Bekasi, Dewi Setiani membeli beras yang diduga berasal dari plastik pada 17 Mei kemarin di Pasar Mutiara Gading Timur. Tadinya beras dengan merek Straramos ini akan diolah menjadi nasi uduk.

Beras dibeli dengan harga Rp 8.000 per kg. Dugaan beras palsu muncul ketika diolah menjadi nasi. Beras dianggap aneh karena terlihat berbeda mulai dari bentuk dan rasa.

Di media sosial, terdapat video pembuatan beras secara tidak wajar yang diunggah pada 13 Mei 2014. Video berdurasi 2,29 menit ini. Pelaku memalsukan beras asli sehingga mirip beras Wuchang yang merupakan varietas beras cukup mahal di Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement