Selasa 19 May 2015 14:11 WIB

Ahok Akui Jakarta Minim Air Bersih

Rep: C11/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga mengisi jerigen nya dengan air bersih di Muara Baru, Jakarta utara, Kamis (12/2).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga mengisi jerigen nya dengan air bersih di Muara Baru, Jakarta utara, Kamis (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengakui Jakarta tidak banyak memiliki air bersih. Untuk itu warga DKI banyak yang tidak dapat menikmati air bersih.

"Kita sadar air baku kurang sejak jaman Jokowi. Pak Jokowi waktu baru masuk dengan saya persoalan air baku kurang," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Jakarta, Selasa (19/5).

Basuki melanjutkan Jakarta sendiri memiliki 13 sungai yang dapat dipakai sebagai air bersih. Akan tetapi masih banyak kesulitan untuk mengolahnya sebab air di sungai banyak yang telah tercemar.

"Waktu itu kita selalu berkata masa Jakarta ada 13 sungai begitu besar, airnya terus mengalir kok gak bisa, BKB (Banjir Kanal Barat) ini dari jaman Belanda sudah dipakai untuk ambil air seperti ini. Cuma susah karena banyak BAB," papar Ahok.

Adapun Basuki baru saja meresmikan pengoperasian teknologi baru Moving Bed Bio-film Reactor (MBBR) yang pertama diterapkan di sektor air minum Indonesia dengan memanfaatkan sumber air KBB. Teknologi tersebut dimiliki salah satu operator air bersih Jakarta PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA).

"Kita siapkan ini barang kecil-kecil dari Jerman jadi ini teknologi dia ketemu bakteri disuruh tumbuh di atas, kayak bahan plastik dibuat sarang-sarang nanti air yang bersih diambil, lalu bakteri ini mengikat," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.

Teknologi tersebut tentunya dapat menghilangkan sejumlah bakteri yang ada dalam BKB. Sehingga akan sangat baik bila untuk konsumsi minum warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement