REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Freddy H Tulung mengatakan kemajuan teknologi internet membutuhkan kontrol para penggunanya.
"Namun, disayangkan kemajuan teknologi internet ini tidak dikontrol oleh para penggunanya sehingga dampak buruknya pun muncul," katanya dalam sambutan pada dialog interaktif "Forum Diskusi Publik" dengan tema "Bangkitkan Kembali Nasionalisme Melalui Komunikasi di Ruang Publik Yang sehat, Cerdas dan Mendidik" di Yogyakarta, Selasa (19/5).
Ia menyebutkan dalam hal penggunaan internet, Indonesia menduduki peringkat enam setelah Cina, Amerika Serikat, India, Brazil, dan Jepang dari 25 top pengguna internet dunia berdasarkan riset "e-Marketer" yang dirilis pada November 2014.
Menurut Dirjen, dalam sambutan yang dibacakan Direktur Pengelolaan Media Publik Kemkominfo Sunaryo, sejak 2005 Indonesia masuk dalam 10 negara yang paling banyak mengakses situs porno, yakni pada tahun yang sama berada di posisi ketujuh negara di dunia. Kemudian, pada 2007 di posisi kelima, dan 2009 berada di posisi ketiga.
"Peringkat Indonesia cenderung meningkat dan tahun 2014 sudah menduduki posisi yang kedua," katanya pada kegiatan yang digagas bersama Tim Pelaksana Direktorat Pengelolaan Media Publik, Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik, Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta, dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Dirjen menambahkan tidak hanya sebagai pengakses, bahkan saat ini sudah banyak kasus yang membuktikan bahwa Indonesia juga merupakan pengunggah konten porno yang "aktif" ke dunia maya ini.
"Namun saya yakin adik-adik mahasiswa di sini bukanlah pengakses situs-situs tersebut, apalagi pengunggahnya," katanya.
Ia menegaskan bahwa tidak hanya itu, ruang publik yang seharusnya bisa berperan positif bagi masyarakat justru disalahgunakan untuk saling menghujat, memfitnah dan melakukan beragam kejahatan, seperti penipuan. "Itulah yang menjadi keresahan kami," katanya.
Dalam kegiatan ini hadir juga narasumber Staf Ahli Menkominfo Henri Subiakto, pegiat Komunitas Blogger Indonesia Purwoko "Blontank Poer", inisiator Kampoeng Cyber, Kepatihan, Yogyakarta Mas Sasongko atau yang biasa dipanggil Koko, dan para mahasiswa di Yogyakarta.