Selasa 19 May 2015 06:33 WIB

Terus Disalahkan, SBY 'Murka' dengan Pemerintahan Sekarang

Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) murka dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said soal Petral. Pada era Jokowi, Petral dibubarkan. "Saya amat terkejut dgn pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yg menyerang & mendiskreditkan saya, ketika menjadi Presiden dulu," katanya melalui akun Twitter, @SBYudhoyono.

SBY mengaku heran dengan pemerintahan sekarang yang bisanya menyalahkan pemerintahan sebelumnya. "Sebenarnya saya mendukung upaya pemerintahan Presiden Jokowi utk lakukan penertiban, krn setiap Presiden hakikatnya juga begitu," ujarnya.

Mantan menteri koordinator politik, hukum, dan keamanan tersebut mengingatkan, fitnah yang dialamatkan kepadanya akan dinilai sendiri oleh rakyat. "Tuduhan & fitnah yg disampaikan  Menteri ESDM & pihak-pihak tertentu sulit saya terima. Rakyat Indonesia, doakan saya kuat menghadapi."

Dia mengingatkan agar Presiden maupun Kabinet Kerja tidak melulu mencari kambing hitam atas kebijakan yang diambil. "Tetapi, kenapa harus terus menyalahkan pemimpin & pemerintahan sebelumnya. Popularitas bisa dibangun tanpa menjelekkan pihak lain."

Sebelumnya, Sudirman menuding pemberantasan mafia migas selalu berhenti di meja SBY. "Saya harap Pak Menteri ESDM melakukan klarifikasi apa yg dimaksud, karena justru saya ingin penyimpangan apapun diberantas," kata ketua umum Partai Demokrat tersebut.

SBY melanjutkan, "Saya bahkan membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, yg hakikatnya memberantas kejahatan & penyimpangan apapun."

Menurut SBY, tak ada rekomendasi Satgas Pemberantasan Mafia Hukum yang meminta Petral dibubarkan. "Tidak ada yg mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius."

SBY menambahkan, "Saya tertib dlm manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement