Ahad 17 May 2015 18:15 WIB

Pengamat: Demokrat Butuh Penguatan Kaderisasi

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politiknya saat pembukaan kongres Partai Demokrat ke-IV di Hotel Shangrila, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato politiknya saat pembukaan kongres Partai Demokrat ke-IV di Hotel Shangrila, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Pengamat Komunikasi Politik asal Universitas Airlangga Suko Widodo menilai Partai Demokrat membutuhkan penguatan di bidang kaderisasi dan komunikasi agar harapan menjadi partai pemenang di Pemilihan Umum 2019 tercapai.

"Selama ini saya melihat bidang kaderisasi dan komunikasi masih lemah dan kurang kekuatan. Ini yang harus diubah pada kepengurusan baru usai kongres," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jatim, Ahad (17/5).

Menurut dia, saat ini partai berlambang mercy itu kurang aktif mengubah kaderisasi maupu komunikasinya sehingga menghambat munculnya wajah-wajah baru dalam kepengurusan, khususnya di Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Kongres IV yang digelar di Surabaya lalu, kata dia, merupakan titik awal mengubah sejumlah kelemahan yang ada di tubuh partai, antara lain di bidang kaderisasi maupun komunikasi. "Kongres itukan salah satu ajang evaluasi dan koordinasi. Nah, sekarang saatnya DPP mengubah gayanya seperti sebelumnya yang memang gagal dalam Pemilu 2014," ucapnya.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unair tersebut justru mengaku khawatir jika Partai Demokrat hanya tergantung terhadap sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan tidak berani memunculkan sosok-sosok wajah baru di struktural kepemimpinannya.

Ia memberi contoh sejumlah nama tokoh muda yang dinilai bisa memperbaiki citra partai di mata publik, antara lain Soekarwo, Sys NS, Ramadhan Pohan dan Hinca Panjaitan. "Mereka harus dimanfaatkan karena memiliki modal kuat dari segi komunikasi. Mungkin, ketua bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotan (OKK) baru nantinya bisa dari nama-nama itu, salah satunya Soekarwo," tukasnya.

Lulusan Program Pasca-Sarjana Komunikasi Universitas Indonesia tersebut berharap Demokrat tidak muncul 'Sindrom SBY' atau semuanya tergantung apa kata SBY. Tidak itu saja, Suko Widodo juga menyarankan kepengurusan DPP Partai Demokrat periode 2015-2020 tidak lupa memanfaatkan organisasi-organisasi sayap yang dimilikinya selama ini.

Sejumlah organisasi sayap yang dimiliki PD antara lain Barisan Muda Demokrat, Angkatan Muda Demokrat Indonesia, Angkatan Muda Demokrat, Generasi Muda Demokrat, Kader Muda Demokrat, Komite Nasional Pemuda Demokrat, Insan Muda Demokrat Indonesia, dan Perempuan Demokrat RI, dan lainnya.

"Saat masyarakat sudah jenuh dengan partai politik maka organisasi sayap yang harus digerakkan. Kalau mereka tak ikut ditampilkan maka partai akan tenggelam karena memang selama ini masih kurang berperan," ucapnya Kepala Pusat Kajian Komunikasi Unair tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement