REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah warga menemukan lubang yang menyemburkan belerang di aliran sungai di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Diduga, lubang yang menyemburkan belerang ini yang menjadikan aliran Sungai Cipalasari berubah warna dan berbau. Informasi dari warga menyebutkan, lubang yang menyemburkan belerang tersebut terdapat di sejumlah titik. Dari lubang itu keluar asap putih, cairan, dan berbau belerang.
Lokasi semburan air berada di sekitar hulu sungai tepatnya anak sungai Cipalasari di Sungai Cibelegener yang lebarnya sekitar dua meter di Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi. Jaraknya dari pinggiran Sungai Cibelegener sekitar 10 meter dan dari pertemuan dengan Sungai Cipalasari sekitar 1.000 meter.
"Di sekitar lokasi lubang semburan berbau seperti belerang," ujar Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmawas) Kalapanunggal Nusantara, Heri kepada wartawan akhir pekan lalu.
Sementara tanaman yang berada di sekitarnya terlihat layu. Warga kata Heri, tidak berani mendekati lubang yang tampak seperti kawah baru tersebut. Pasalnya, dikhawatirkan mengancam keselamatan warga.
Heri menuturkan, masyarakat berharap temuan lubang atau kawah baru tersebut dapat segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Khususnya, Pemkab Sukabumi, Badan Lingkungan Hidup (BLH), Balai TNGHS, Chevron Geothermal Salak (CGS), dan instansi terkait lainnya.Kepala Desa Pulosari Eko Pujiarto menambahkan, aliran Sungai Cipalasari yang melintas di permukiman warga sudah berubah warna dan berbau belerang sejak tiga bulan yang lalu.
"Kami sudah melaporkan masalah ini ke kecamatan, TNGHS, dan Chevron," ujar dia. Eko mengungkapkan, warga berharap permasalahan ini segera ditindaklanjuti dengan cepat. Pasalnya, saat ini warga di sekitar aliran sungai yang sering menggunakannya merasa resah dengan perubahan warna air.