REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sosiolog Musni Umar menilai maraknya prostitusi hingga menjangkau kaum artis sebagai pekerja seks (PSK) komersial dipicu oleh tingkat popularitasnya. Menurutnya, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mereka untuk menjadi PSK juga.
“Artis itu ada tingkatannya, ada yang sudah terkenal, ya pokoknya level premium dan ada juga ada artis yang level pupularitasnya masih dibawah,” ungkap Musni kepada ROL, Kamis (14/5). Menurutnya kedua tingkatan popularitas artis tersebut bisa sama-sama mempengaruhi mereka untuk menjalani side job sebagai PSK.
Kedudukan sosial sebagai artis yang sudah punya popularitas tinggi ini biasanya digunakan sebagai sarana untuk memperoleh popularitas yang lebih lagi. Tak hanya itu, menurut Musni, kedudukan sosial tersebut juga digunakan untuk mengeruk materi lebih lagi. Karena menurutnya pekerja sebagai PSK dari kalangan artis maka bayaran yang didapatkan juga semakin besar.
Terkait dengan popularitas yang meningkat tersebut, menurut Musni akan ada hal-hal tertentu yang ingin dicapai artis. “Kemungkinan pasti akan dapat order sebagai artis lebih banyak lagi, tapi jika si artis biasanya memang bertubuh bagus dan cantik pasti akan ada tawaran hubngan lebih selain menjadi seorang artis,” kata Musni.
Selanjutnya, masih menurut Musni, jika artis tersebut mau melakukan hubungan lebih selain pekerjaan maka biasanya manager akan menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan. “Manager akan mengelola hubungan artisnya tersebut dan tak jarang pasti dibawa ke hal-hal prostitusi,” jelas Musni.