REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan agar anak-anak dan remaja tidak keliru dalam memilih teman bergaul. Sebab, salah pergaulan bisa menjadi penyebab awal terjerumusnya anak-anak muda untuk berkenalan dengan narkoba. Risma mengimbau agar generasi muda tidak keliru menganggap narkoba dan minuman keras adalah budaya modern.
“Kalau kalian malu karena dibilang ndeso atau kurang gaul lalu mencoba narkoba dan miras, itu keliru. Narkoba dan miras itu bukan modern. Itu langkah mundur. Kalau kalian punya masalah, ceritakan ke teman yang baik. Jangan lari ke Narkoba karena kalian akan menyesal. Itu namanya pengecut karena lari dari masalah,” ujar Risma, Kamis (14/5).
Risma mengakui, ada anak-anak di Surabaya yang terjerat narkoba. Meski begitu, dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, menurut dia, jumlahnya relatif jauh lebih sedikit.
“Kita tidak boleh lengah. Justru mereka yang belum kena, itu harus kita selamatkan. Anak-anak itu harus bisa kita cegah. Kalau misalkan ada yang kena yah tidak apa-apa. Kita koordinasi dengan BNN untuk penanganannya. Kalau kondisinya sudah masuk ranah hukum, kita kerja sama dengan kepolisian. Kalau belum, kita lakukan pembinaan,” kata Risma.
Sementara itu, Kepala BNN Kota Surabaya Kompol Suparti mengapresiasi kepedulian Wali Kota Risma dalam upaya menangkal bahaya narkoba bagi anak-anak di Surabaya. Menurut Suparti, sangat penting untuk “memagari anak-anak” dari bahaya Narkoba dengan melakukan upaya antisipasi sedini mungkin.
“Kita senang Bu Risma punya kepedulian tinggi. Apalagi sekarang ini, bandar dan pengedar Narkoba anyaran itu mengincar anak-anak. Kita melihat ada anak-anak muda yang mulai dijangkau, yang diserang itu anak-anak. Kalau anak-anak nggak diantisipasi sedini mungkin, takutnya kalau sudah mengenal, dia bisa jadi pemakai,” tutur Suparti.