REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Musni Umar mengatakan, menjamurnya bisnis prostitusi online tidak menjamin berkurangnya jumlah lokalisasi yang ada di Indonesia. Sebab, selama kondisi ekonomi masyarakat jauh dari sejahtera lokalisasi akan tetap ada.
“Pada dasarnya, lokalisasi digunakan untuk menampung banyaknya pekerja seks komersial (PSK) ke dalam satu lokasi tertentu. Dahulu siapa saja bisa datang ke lokalisasi, baik golongan ekonomi menengah, elit maupun ekonomi pas-pasan,” ujar Musni saat dihubungi ROL, Selasa (12/5).
Dalam perkembangannya, lokalisasi justru lebih banyak menampung PSK dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Yang datang ke sana pun lebih banyak pelanggan dari kalangan tersebut.
“Sebab, kebutuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah sangat mendesak. Mereka membutuhkan pekerjaan apa saja untuk bisa bertahan hidup. Terjun ke prostitusi adalah salah satunya,” lanjut Musni.
Karena itu, bukan jaminan jika maraknya prostitusi online bisa mengurangi lokalisasi. Lokalisasi, kata Musni, tetap ada jika masyarakat menengah ke bawah belum bisa mencapai kesejahteraan ekonomi.
“Mereka yang tidak memiliki keterampilan baik di sektor formal maupun informal, sangat sulit mendapatkan pekerjaan. Bagi sebagian yang tidak punya banyak keterampilan, bekerja di dunia prostitusi adalah pilihan. Akhirnya, mereka kembali ke lokalisasi dan menjadi PSK,” tambah Musni.