Selasa 12 May 2015 21:27 WIB

Sosiolog: Lokalisasi Susah Ada Sejak 1950

Rep: c36/ Red: Angga Indrawan
Praktik prostitusi.   (ilustrasi)
Foto: EPA/Ennio Leanza
Praktik prostitusi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Musni Umar mengatakan lokalisasi telah ada di Indonesia sejak 1950-an. Lokalisasi dibuat untuk mengatasi bisnis prostitusi yang merajalela kala itu.

“Lokalisasi ada sejak zaman Ali Sadikin, yakni di Kramat Tunggak, Jakarta utara. Lokalisasi tersebut ada karena saat itu Gubernur Ali Sadikin tidak mampu mengatasi prostitusi di Jakarta,” ungkap Musni saat dihubungi ROL, Selasa (12/5).

Kondisi serupa, kata dia, juga terjadi di Gang Dolly, Surabaya. Menurutnya, masa perkembangan kedua lokalisasi tersebut hampir bersamaan.

“Memang soal lokalisasi dan prostitusi sudah lama hidup berdampingan dengan masyarakat kita. Kini, jumlahnya semakin berkembang,” tambah dia.

Saat ini, bentuk lokalisasi bukan hanya suatu tempat yang penuh berisi pekerja seks komersial (PSK) saja. Namun, tempat-tempat hiburan malam berpeluang menjadi lokalisasi.

Sebab, kata dia, tempat-tempat hiburan malam sekaligus menyediakan jasa PSK maupun lokasi transaksi seksual. “Lokalisasi masa kini bisa terjadi di mana saja. Dengan begitu, fungsi lokalisasi yang semula bertujuan merumahkan PSK di satu tempat, tidak lagi efektif,” jelas Musni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement