Ahad 10 May 2015 21:04 WIB

Konjen RI: Buruh Migran Harus Jadi Majikan

Rep: Elba Damhuri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Seorang pekerja migran membawa foto pekerja asal Indonesia Erwiana Sulistyaningsih, saat berunjuk rasa di luar gedung Konsulat Indonesia di Hong Kong, Kamis (16/1).  (AP/Kin Cheung)
Seorang pekerja migran membawa foto pekerja asal Indonesia Erwiana Sulistyaningsih, saat berunjuk rasa di luar gedung Konsulat Indonesia di Hong Kong, Kamis (16/1). (AP/Kin Cheung)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemerintah Indonesia fokus pada pengembangan keterampilan wirausaha buruh migran di luar negeri agar lebih mandiri. Intinya,  kata Konsulat Jenderal  (Konjen) RI untuk Hong Kong dan Makau Chalief Akbar, pemerintah ingin buruh migran ini berubah menjadi majikan setelah kembali ke Tanah Air.

Berbagai pelatihan wirasusaha pun digelar untuk mendukung tujuan ini, baik yang dibuat Konjen maupun pihak swasta. "Ada 170 ribu WNI di Hong Kong, belum termasuk Makau yang antusias mengikuti program pelatihan wirausaha," kata Chalief di Hong Kong, Ahad (10/5).

Ia menjelaskan Konjen RI menyambut baik program yang digelar Bank Mandiri bertahuk Mandiri Sahabatku. pada program ini, kata Chalief, ada kelas kecantikan, bahasa, memasak, menjahit, dan keuangan.  

Nantinya, para buruh migran ini bisa kembali ke Hong Kong bukan sebagai pekerja lagi, tetapi menjadi turis. Chalief menegaskan semua program ini digelar secara gratis termasuk yang dilakukan BUMN seperti Bank Mandiri.

Konjen RI di Hong Kong juga memiliki program untuk meningkatkan pendidikan formal TKW. Ada program kejar paket B dan C. Yang belum lulus SMP dan SMA, kata Chalief,  bisa ikut datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement