Sabtu 09 May 2015 15:50 WIB

INDEF: Isu Reshuffle, yang Penting Evaluasi Dulu Tim Ekonomi

Rep: c37/ Red: Satya Festiani
Direktur Institute for Developement of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati (kanan).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Direktur Institute for Developement of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menyebutkan wacana mengenai reshuffle tim ekonomi di Kabinet Kerja Jokowi - JK disebabkan oleh persepsi publik terhadap ekonomi yang jelek. Persepsi jelek ini muncul akibat dari kondisi ekonomi yang secara langsung dirasakan oleh rakyat.

"Dari apa yang betul-betul dirasakan. Karena selama 6 bulan pertama terjadinya penurunan ekonomi yang sangat signifikan,"ujar Enny saat diskusi Menanti Sabda Reshuffle di Warung Daun, Cikin, Sabtu (9/5).

Menurut Enny, masyarakat memiliki ekspektasi yang tinggi di awal masa transisi kepemimpinan. Namun kenyataannya yang mereka rasakan bukannya perbaikan secara langsung, tetapi justru harus bersabar.

"Nah, ini yang menjadikan sakitnya tuh disini,"kata Enny.

Untuk itu, evaluasi kinerja sangat penting apalagi dari segi ekonomi. Apalagi, lanjut Enny, ini tidak sekedar pertumbuhan ekonomi yang merosot menjadi 4,7 persen, tapi kualitas pertumbuhan juga menurun. Memang dengan berbagai persoalan global dan adanya transisi kepemimpinan, menurutnya masih wajar kalau ada aktivitas penurunan ekonomi.

"Tetapi kalau selain pertumbuhan, kualitas juga menurun. Nah ini yang mengecewakan publik,"katanya.

Mengenai reshuffle, menurut Enny, yang sebenarnya diinginkan oleh publik adalah evaluasi. Apakah evaluasi ini berujung pada reshuffle tergantung pada kewenangan presiden.

"Yang penting evaluasi dulu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement