REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah Indonesia tidak mendapat konfirmasi dari Pemerintah Pakistan bahwa helikopter yang mengalami kecelakaan di Gilgit disebabkan oleh serangan kelompok Taliban.
"Sudah (dikonfirmasi) kalau itu tidak (ditembak oleh Taliban). Pemerintah Pakistan mengatakan melalui Menlu-nya bahwa itu tidak demikian," kata Wapres usai menghadiri "Donor 1.000 Kantong Darah dari Tuna Netra" di Senayan, Jakarta, Sabtu (9/5).
Terkait insiden kecelakaan hingga menyebabkan istri Duta Besar RI untuk Pakistan meninggal dunia tersebut, Wapres Kalla atas nama Pemerintah menyampaikan bela sungkawa.
Satu helikopter berpenumpang 17 orang diplomat mengalami kecelakaan pada Jumat (8/5) pukul 11.45 waktu setempat. Rombongan tersebut merupakan satu dari empat rombongan lain yang akan berkunjung ke daerah utara Pakistan atas undangan dari Kementerian Luar Negeri Pakistan.
Rombongan yang terdiri dari 32 duta besar negara asing beserta pasangan, dan 25 orang lainnya, diberangkatkan menggunakan empat helikopter.
Dalam satu helikopter naas tersebut dikabarkan empat orang meninggal dunia yakni istri Dubes RI Hery Listyawan, Dubes Filipina, Dubes Norwegia dan istri Dubes Malaysia untuk Pakistan.
Sedangkan Dubes RI untuk Pakistan Burhan Muhammad terluka akibat kecelakaan tersebut.
Sementara itu, Atase Pertahanan Pakistan untuk Indonesia Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq mengaku kecelakaan helikopter tersebut tidak disebabkan oleh serangan dari kelompok sipil bersenjata Taliban.
"Tidak ditembak Taliban, lokasi kecelakaan berada di pedalaman, namun bukan wilayah konflik," kata Kolonel Siddeeq.
Saat ini, Siddeeq mengatakan pemerintahnya sedang menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.