REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan waktu satu semester cukup untuk mengukur kinerja para menteri atau pejabat setingkat menteri.
"Mereka sudah diberi waktu untuk menunjukkan kinerjanya. Tentu kinerja yang dimaksud adalah kinerja yang sesuai dengan visi misi presiden dan sesuai harapan rakyat Indonesia," kata Karyono Wibowo, Sabtu (9/5).
Karyono mengatakan dalam rentang waktu satu semester Presiden Joko Widodo tentu sudah memiliki rapor para pembantunya. Presiden tentu sudah mengantongi data tentang progress report, plus minus para menteri dan pejabat setingkat menteri.
"Karena itu, Presiden Jokowi sudah mengetahui, siapa menteri yang layak diganti," ujarnya.
Menurut Karyono, usia pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla memang baru berjalan satu semester. Ibarat manusia, usia enam bulan memang tergolong masih bayi.
Namun, Karyono mengatakan para menteri atau pejabat setingkat menteri dalam Kabinet Kerja bukanlah jabang bayi yang masih menetek dan disuapi ibunya.
"Mereka adalah orang terpilih yang mendapat mandat untuk mengemban tugas pemerintahan," tuturnya.
Karena itu, bila ada menteri yang tidak mampu menjalankan tugas negara sesuai yang diharapkan presiden dan harapan rakyat maka Karyono menyarankan lebih baik mengundurkan diri.
"Bila tidak mau mengundurkan diri maka presiden perlu melakukan 'reshuffle' kabinet," ujarnya.