Sabtu 09 May 2015 00:40 WIB

PT KAI Buka Penjualan Tiket KA Tambahan Lebaran

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Karta Raharja Ucu
  Pekerja membersihkan Kereta Api (KA) di Stasiun KA Madiun, Jatim, Selasa (23/12).
Foto: Antara
Pekerja membersihkan Kereta Api (KA) di Stasiun KA Madiun, Jatim, Selasa (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Guna memenuhi tingginya permintaan moda transportasi kereta api (KA) pada masa angkutan Lebaran 2015, PT KAI kembali membuka penjualan tiket KA tambahan Lebaran 2015.

Penjualan tiket KA tambahan Lebaran 2015 ini bakal dibuka mulai Senin 11 Mei 2015 terhitungvsejak pukul 00.01 WIB,  untuk keberangkatan 10 hingga 16 Juli 2015 (H-7 sampai dengan H-1).

"Sedangkan untuk arus balik keberangkatan tanggal 17 hingga 26 Juli 2015 (H1 sampai dengan H2+8), pemesanan tiket  dibuka tanggal 18 Mei 2015 mulai pukul 00.01 WIB," ubgkap Manajer Humas PT KAI Daop 4/ Semarang, Suprapto, Jumat (8/5).

Sementara untuk KA ekonomi PSO, akan dioperasikan selama 16 hari yakni dari tanggal 10 Juli sampai dengan 25 Juli 2015. Untuk KA tambahan Lebaran 2015 ini PT KAI telah menyiapkan 15 KA, yang terdiri dari tujuh  KA kelas eksekutif  dan bisnis, satu KA kelas ekonomi komersial dan tujuh KA kelas ekonomi subsidi (PSO).

"Ke-15 KA tersebut akan melayani 30 perjalanan dengan total kapasitas tempat duduk nencapai 18.760 seat per hari," tambahnya.

Untuk wilayah di PT KAI Daop 4 Semarang, masih jelas Suprapto, KA tambahan yang akan melintas ada enam KA yang melayani 12 perjalanan dengan total kapasitas tempat duduk 8.568 seat per hari. Selain itu juga empat  KA ekonomi PSO dan dua KA Komersial.

Pembelian dapat dilakukan di Contact Center 121, tiket.kereta-api.co.id, aplikasi KAI Access pada ponsel, minimarket, kantor pos, pegadaian, agen resmi tiket KA, mesin e-kiosk, dan berbagai channel resmi lainnya.

Setelah berhasil melakukan pemesanan, PT KAI mengimbau masyarakat untuk segera melakukan pencetakan tiket di mesin Cetak Tiket Mandiri (CTM) yang tersedia di stasiun.

"Hal ini untuk menghindari hilangnya struk pembayaran dan antrian panjang pencetakan tiket menjelang keberangkatan," tambah Suprapto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement